Sarungan Nyaman Saat Lebaran
Sebelum saya bercerita panjang kali lebar tentang sarung, yang mana sarung ini identik dengan santri, saya pastikan saya bukanlah seorang santri yang nyantri dari pondok pesantren ke sana kemari dalam jangka waktu yang cukup lama. Cukuplah saya sebagai santri pesantren kilat yang diselenggarakan di masjid kampung di tempat tinggal saya.
Kebiasaan saya memakai sarung dimulai ketika belajar salat berjamaah di masjid. Itu pun karena ikut-ikutan teman yang semuanya mengenakan sarung ketika berangkat salat jamaah ke masjid.
Style-nya saat itu jelas, kaos oblong dan sarung motif kotak-kotak, kalau tidak lupa ya pakai kopiah juga. Kopiah hitam yang sudah agak luntur warnanya, pasti anda bisa bayangkan bagaimana bentuknya. Satu hal yang terpenting adalah menutup aurat.
Ada keseruan tersendiri ketika bersarung ke masjid untuk salat berjamaah. Menjadi sebuah kebiasaan ketika salat berjamaah usai kami langsung berlari-larian, menjadi ninja dengan sarung, hingga main slepetan sarung. Seru! Semua tertawa semua bahagia, meski kadang ada yang wadul ke orang tuanya karena menangis, sakit kena slepet sarung.
Keesokannya apakah kapok? Jelas tidak! Anak yang wadul ke orang tuanya itu akan kembali bergabung bermain bersama. Tapi semua itu dilakukan dalam batas wajar dan hanya bersifat hiburan.
Menemukan Kenyamanan dengan Sarungan
Karena sejak kecil sudah sering mengenakan sarung untuk salat, maka kini hal itu menjadi sebuah kebiasaan. Seperti ada yang kurang, seperti merasa tidak nyaman ketika salat tidak menggunakan sarung. Bahkan kini, tidak hanya saat salat saja saya mengenakan sarung, namun juga dalam beberapa aktivitas santai lainnya seperti ke pasar hingga ngopi bersama teman-teman. Ada sebuah kenyamanan yang dapat saya rasakan.
Longgar, Bebas Bergerak
"Jika takut melorot saat mengenakan sarung, artinya perlu teknik lipatan yang tepat ketika mengenakan sarung."
Mengenakan sarung ketika salat atau kini bisa saja untuk aktivitas santai, terasa longgar sehingga bebas bergerak.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Ramadan Berlimpah Berkah bersama wondr by BNI
Surat Cinta untuk Ramadan Tahun Depan
Lebaran Minimalis
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025