Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bersepeda, Olahraga Ringan yang Kian Terasa Mewah Saat Berpuasa

10 Mei 2020   15:42 Diperbarui: 10 Mei 2020   15:47 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda, Olahraga Ringan yang Kian Terasa Mewah Saat Berpuasa
Bersepeda itu olahraga sederhana, tapi terasa mewahnya (foto saat acara Danone Blogger Academy 3, dokpri)

Berolahraga ringan akan mengoptimalkan sirkulasi darah dan fungsi kelenjar getah bening. Nah, otomatis proses detoksifikasi pun berjalan lancar. Selain itu, berolahraga ringan juga dapat menjaga proses metabolisme tubuh kita tetap terjaga sehingga tubuh tidak akan terasa lemas dan lesu.

Selain itu, berolahraga ringan juga dapat membuat suasana hati kita menjadi lebih bersemangat. Ketika berolahraga tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang bisa menimbulkan rasa bahagia. Menurut ahli dari University of Vermont, olahraga dalam 20 menit saja sudah bisa memperbaiki suasana hati hingga 12 jam.

Pada dasarnya, semua jenis aktivitas olahraga ringan baik bagi kesehatan tubuh. Namun, ada alasan tersendiri mengapa aku memilih bersepeda dibandingkan olahraga lainnya, seperti jogging atau bulutangkis ala kadarnya di halaman rumah.

Bersepeda Mengandung Nilai Falsafah yang Tinggi

Di luar manfaat fisiknya, bersepeda itu memiliki nilai filsafat yang tinggi. Pernah dengar kutipan berikut ini?

"Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak."

Kalimat bijak ini ditulis Albert Einstein, ilmuwan besar pencetus teori relativitas dalam suratnya kepada anaknya Eduard, 5 Februari 1930. "Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving." Dan, kata bijak inilah yang membuatku jatuh cinta dengan olahraga bersepeda.

Hidup itu seperti mengendarai sepeda (gambar: quotecosmos.com)
Hidup itu seperti mengendarai sepeda (gambar: quotecosmos.com)

Hidup tidak akan banyak berguna jika kita tidak bergerak atau beraktivitas. Begitu pula saat kita sedang menjalankan ibadah puasa. Nilai ibadah puasa kita berkurang manfaatnya jika selama puasa kita hanya rebahan saja.

Bersepeda juga mengandung falsafah tinggi dalam aktivitas menulis. Ingat nggak saat kita belajar naik sepeda. Kita dengarkan segala macam nasehat dari orangtua, saudara atau teman yang sudah berpengalaman naik sepeda.

"Nanti pedalnya diinjak dulu ya,"

"Pokoknya jangan takut jatuh, itu sudah biasa,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun