Jangan Takut Berinfak dengan Harta yang Terbaik
Ada lagi sajadah-sajadah yang teronggok begitu saja di dasar lemari. Ada beberapa set piring dan gelas hadiah pernikahan, yang sampai sekarang pun masih belum pernah digunakan.
Ada ini ada itu, daftarnya bisa sangat panjang.
Yah, manusia memang tak bisa lepas dari nafsu. Semua yang kita miliki, kita beli dan kita simpan ini berawal dari nafsu. Ingin punya ini, tak mau kalah dengan tetangga atau saudara yang sudah punya barang itu, begitu seterusnya.
Allah berfirman,
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS Ali Imran, 3: 14)
Padahal, apa yang kita miliki di dunia ini tak bisa kita bawa pulang ke kampung abadi. Yang kita pakai sekarang dan yang kita sedekahkan itulah harta kita yang sebenarnya, yang bermanfaat.
Sedangkan simpanan dan koleksi-koleksi, mereka semua akan dihisab, diminta pertanggung jawabannya. Dari mana kita memperoleh, dan untuk apa barang koleksi itu kita gunakan.
Firman Allah,
(ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka jahanam. Lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS At-Taubah, 9: 35)
Jangan Takut Berinfak dengan Harta Terbaik
Dalam berinfak atau bersedekah, Allah menganjurkan kita untuk berinfak, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit (ketika kaya maupun miskin).
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit (QS Ali Imran, 3: 134)