Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hikmah dari Sunnah Melewati Jalan yang Berbeda Ketika Salat Idulfitri

1 Mei 2022   18:21 Diperbarui: 1 Mei 2022   18:23 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hikmah dari Sunnah Melewati Jalan yang Berbeda Ketika Salat Idulfitri
Setidaknya ada 20 alasan mengapa Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) biasa melewati jalan yang berbeda ketika pulang salat Id (dok.pri)

Salah satu sunnah Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) ketika salat Hari Raya (Idulfitri & Iduladha) yang sering kita lupakan adalah melewati jalan yang berbeda ketika pulang dari tempat salat.

Dikisahkan oleh Jabir bin `Abdullah (radhiallahu anhu): Pada Hari Idulfitri Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam)biasa kembali (setelah melakukan shalat Id) melalui jalan yang berbeda dari jalan yang dilaluinya (ketika berangkat). (Sahih Bukhari)

Apa sebenarnya tujuan dari sunnah tersebut? Mengapa Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) mengambil rute jalan yang berbeda ketika pulang dari salat Id?

Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.

Namun, bukan berarti kita tidak boleh menginterpretasikan hadis atau sunnah tersebut. Imam Hafiz Ibnu Hajar (rahimahullah), dalam kitabnya Fathul Bari, mengemukakan setidaknya ada 20 alasan mengapa Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) melakukan hal tersebut, yakni pulang dari tempat salat Id melewati jalan yang berbeda dengan saat berangkat.

Hikmah dari sunnah ini, menurut Imam Hafiz Ibnu Hajar di antaranya adalah:

  • Ketika kita melewati dua jalan yang berbeda, maka para Malaikat, penghuni dan segala makhluk yang ada di kedua jalan itu akan bersaksi atas nama kita di hadapan Allah kelak pada hari kiamat, bahwa kita telah melakukan ibadah salat Id. Dengan melewati dua jalan yang berbeda, maka jumlah kesaksian yang akan kita dapatkan pun menjadi lebih banyak.
  • Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) pulang melalui jalan yang berbeda dimaksudkan agar lebih banyak orang (yang ada di sepanjang kedua jalan) mendapat manfaat atau syafaat dari kehadiran beliau.
  • Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) selalu memercikkan wewangian sebelum berangkat salat Id. Dengan begitu, aroma minyak musk dari badan beliau bisa menyebar di kedua jalan yang berbeda. Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) sendiri dikenal memancarkan aroma tubuh yang indah, tidak memabukkan namun menyenangkan siapa saja yang menghirup aroma tubuhnya.
  • Demi keselamatan. Pada jaman Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam), masih banyak musuh-musuh Islam, baik yang terlihat secara terang-terangan (kaum kafir) maupun yang bersembunyi di balik keislamannya (kaum munafik). Dengan melewati jalan yang berbeda, Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) ingin meminimalkan risiko untuk melindungi dirinya dari rencana apa pun yang bisa direncanakan oleh orang-orang kafir terhadapnya saat dia kembali, seandainya beliau kembali menggunakan rute yang sama.
  • Menonjolkan fitur-fitur Islam. Dengan melewati jalan yang berbeda, Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) ingin lebih banyak orang bisa melihat fitur-fitur Islam sehingga tertarik untuk masuk Islam.
  • Mensosialisasikan Dzikrullah (mengingat Allah) kepada lebih banyak orang.
  • Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) juga ingin lebih banyak orang bisa mengamati dan menanamkan sunnah dari dirinya.
  • Melewati jalur yang berbeda juga dimaksudkan Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) agar lebih banyak orang bisa mengambil kesempatan untuk belajar darinya.
  • Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) juga ingin mendapat kesempatan menjawab lebih banyak pertanyaan yang akan dimiliki orang-orang di setiap jalan yang dilaluinya.
  • Nabi (Shallallahu alaihi wa sallam) ingin membantu memenuhi kebutuhan lebih banyak orang dengan melewati lebih banyak daerah.
  • Dengan melewati jalan yang berbeda, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) ingin menyapa lebih banyak umatnya, mengunjungi lebih banyak kerabatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, bergabung dan memelihara ikatan persaudaraan di antara umat Islam.
  • Dengan melewati jalan yang berbeda,  Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) ingin menjadikannya pertanda bahwa setelah menjalankan kewajiban ibadah puasa Ramadan, Allah mengubah dosa dan kondisi kita dengan memaafkan kita dan menjadi ridha dengan kita.

Mari kita terapkan Sunnah yang mulia ini pada Idulfitri kali ini dan setiap Idulfitri lainnya sesudahnya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun