Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Penulis

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Plastik Bogor dan Tupperware yang Lebih Menakutkan dari Dementor

10 Mei 2019   20:34 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plastik Bogor dan Tupperware yang Lebih Menakutkan dari Dementor
Sumber: Metro Bogor

Percaya nggak kalau Kota Bogor sudah melarang penggunaan kantong plastik?

Beberapa bulan lalu, saat mengajak anak bermain ke Kebun Raya Bogor, aku sempat singgah di Botani Square, dan berbelanja di sana. Eh ternyata, nggak dikasih plastik dong. Kaget, ternyata Pemerintah Kota Bogor berani menerapkan kebijakan yang seolah kecil tapi sebenarnya penting buat lingkungan.

Ternyata, Pemerintah Kota Bogor resmi melarang penyediaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan terhitung mulai 1 Desember 2018. Kebijakan larangan penggunaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan itu diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong plastik.

Akibat itu, kami pun terbiasa membawa goodie bag sendiri (yang biasanya berwarna hijau). Bukan hanya kalau ke pusat perbelanjaan modern, bahkan ke pasar pun kami membawa itu.

Masa' Warga Kalah Sama Pemerintah

Setelah mengetahui hal itu, aku berbincang dengan istriku. Kira-kira apa ya yang bisa kulakukan untuk mengurangi penggunaan plastik? Istriku kemudian menyerahkan sebuah botol. "Bawa botol ini ke kantor, Abi."

Sederhana. Aku yang pengguna kereta dari Citayam ke Jakarta selalu membutuhkan air minum. Dalam sehari, kadang aku beli sampai dua air minum dalam kemasan botol. Artinya, aku menyumbang dua sampah botol plastik per hari. Dengan membawa botol minum dari rumah (dan isinya), aku mengurangi penggunaan botol plastik sekaligus menghemat biaya beli air minum. 

Di rumah sudah bawa minum. Ketika hendak pulang, isi dulu botol yang sudah kosong di kantor. Berangkat dari hal itu, selama puasa ini aku juga melakukan hal yang sederhana.

Apa yang sering kita lakukan ketika menjelang berbuka? Jawabannya membeli pabukoan. Makanan untuk berbuka itu pasti dibungkus dengan plastik 'kan? Saya cuma dibekali Tupper Ware kesayangan istri. "Kamu bawa ini saja, nanti makanannya dimasukkan ke dalam sini."

Wudore.com
Wudore.com
Jadi begitulah cara sederhana yang kulakukan. Meski harus hati-hati juga, kalau sampa Tupper Ware itu hilang, celaka dua belas. Alamat perang dingin, senyum pun tidak. Dementor kalah menyeramkan. Bahkan bila ketinggalan di kereta, harus kutelepon itu layanannya untuk memastikan Tupper Ware tersebut masih ada dan harus kuambil pula di stasiun Bogor. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun