Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Penulis

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Terima Kasih Pak Jokowi: Menguji Tol Baru Bakauheni ke Palembang

2 Juni 2019   17:13 Diperbarui: 2 Juni 2019   17:19 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terima Kasih Pak Jokowi: Menguji Tol Baru Bakauheni ke Palembang
Dokumentasi pribadi

Hal yang menjadi alasan kenapa aku malas pulang kampung lewat darat adalah keharusan melalui Lintas Timur yang jalannya selalu rusak. Belum lagi ditambah ancaman ketidakamanan dari bajing loncat. Dulu, bila naik bis, kira-kira jam 8-9 berlabuh di Bakauheni, sampai ke Palembang paling cepat pukul 9 pagi. Atau minimal 12 jam perjalanan. Nah, mengatasi itu, Pak Jokowi berinisiatif mengeksekusi jalan tol baru dari Lampung ke Palembang yang baru diresmikan 11 Mei kemarin.

Klaimnya, hanya butuh waktu 6 jam dari Bakauheni ke Palembang. Benarkah demikian?


Pukul 6.15 kira-kira, aku baru keluar dari kapal laut. Berangkat dari Bogor sekitar pukul 9 malam, aku melaju dengan cepat tanpa hambatan berarti. Hanya karena keasikan ngobrol, abai pada rambu, sehingga kebablasan ke Pantai Indah Kapuk. Putar balik, sampai Bakauheni sekitar setengah 1 dini hari. Keadaan sudah begitu ramai sehingga kami harus mengantre. Pukul 3 lewat baru bisa masuk kapal laut. Penyeberangan pun kulalui tanpa gelombang yang berarti. Meski ya, kapal penuh sesak dengan penumpang, sehingga sulit sekali mencari tempat istirahat yang nyaman.

Bakauheni ke Terbanggi Besar

Begitu keluar pelabuhan, aku langsung masuk tol. Sayangnya, gerbang tol tampaknya gagal membaca kartu e-money milikku. Sang petugas datang dan bertanya apa ada kartu lain. Aku menggeleng. Sang petugas lalu memberi karcis tanda pembayaran manual.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Mobil kemudian melaju dengan kencang. Rata-rata kecepatan 100 km/jam. Pemandangan di sisi jalan begitu indah. Matahari yang baru terbit nampak di sisi kanan, memamerkan sinarnya yang kemerahan. Di sisi kiri, bukit hijau memanjakan mata. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kurang lebih 1,5 jam kemudian, nampak ada petugas yang mengarahkan kendaraan yang ingin menuju Palembang harus berbelok ke ruas jalan yang lain. Bagian jalan yang menuju Bakauheni diberikan sebagian kepada kendaraan yang menuju Palembang, dengan pembatas sekadarnya. Bahaya sebenarnya bila ada pengemudi yang abai dengan pembatas minim itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun