Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Penulis

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pempek Cucuk dan Pempek Belah

26 April 2021   19:44 Diperbarui: 26 April 2021   20:07 2412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pempek Cucuk dan Pempek Belah
Pempek Cucuk. Dokumentasi pribadi.

Palembang sebenarnya surga kuliner. Ada berbagai makanan lain selain pempek yang patut dicoba. Dan ada berbagai jenis pempek yang belum populer di luar kota Palembang. Beberapa di antaranya adalah Pempek Cucuk dan Pempek Belah.

Pempek Cucuk sebenarnya adalah pempek yang dicucuk (ditusuk). Bentuknya bulat pipih. Adonannya biasanya terdiri dari tepung terigu dan sagu. Tidak pakai ikan. Teksturnya kenyal-kenyal jadinya.

Pempek ini tidak dicelup ke cuka, melainkan dilumuri sambal. Makanya, ada yang menyebutnya sebagai Pempek Sambal.

Nah, selain kekenyalannya, rasa sambal ini yang menjadi pembeda. Aku pribadi suka yang manis-pedas. Dulu, waktu masih SD, pempek ini selalu dijajakan oleh warung-warung di dekat sekolah. Ia akan ditusuk dengan lidi. Makanya dinamakan Pempek Cucuk. Kalau di rumah ya nggak perlu pakai lidi. Cukup pakai garpu sudah cukup.

Sensasinya itu beda banget dengan makan pempek pada umumnya. Ditambah rasa nostalgia masa kecil.

Pempek Belah. Sumber: Cookpad Ratna Dewi
Pempek Belah. Sumber: Cookpad Ratna Dewi
Nah, selain Pempek Cucuk, ada juga Pempek Belah. Menu ini lebih sering hadir saat buka puasa di Palembang.

Tekstur Pempek Belah sama dengan pempek lenjer kecil. Bedanya, di tengah-tengahnya akan dibelah. Lalu di sana diisi dengan ebi, kecap, dan cabe rawit.

Untuk tekstur yang lebih lembut, adonannya, selain tepung terigu dan sagu, juga ditambahkan telur. Pertama aduk dulu terigu dan telur hingga rata bersama gula dan air. Diamkan adonan sampai dingin. Setelah itu baru uleni dengan sagu. Kalau sudah berbentuk lenejr kecil, rebus terlebih dahulu hingga mengapung. Baru diangkat.

Setelah digoreng dengan minyak panas, belah, lalu tambahkan dengan isiannya (ebi, kecap, cabe). Pedasnya sih sesuai selera masing-masing.

Pempek Belah ini juga menghadirkan nostalgia karena sering kutemui ketika SMP. Saat SMP kelas 1, aku balik sore, dan saat bulan puasa, Bapak sering berhenti di Sukarame yang menjadi pusat jualan kuliner jalanan, salah satunya membeli Pempek Belah untuk menu buka puasa. Pempek Belah ini jarang menggunakan ikan karena takut merusak cita rasa ebi yang menjadi isian. Namun, ada juga yang menggunakan ikan yang pastinya dijual dengan harga lebih mahal.

Kalau kamu lebih penasaran mau coba yang mana? Pempek Cucuk atau Pempek Belah?

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun