TRADISI

Tradisi Lomban di Kota Ukir, Kemeriahan Lebaran Ketupat yang Selalu Dinantikan

14 Mei 2022   15:06 Diperbarui: 14 Mei 2022   15:09 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Lomban di Kota Ukir, Kemeriahan Lebaran Ketupat yang Selalu Dinantikan
Tradisi Lomban di Jepara 2022. Foto: dok pribadi

JEPARA — Tradisi Lomban di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kembali diselenggarakan secara terbuka setelah dua tahun terakhir dilaksanakan secara terbatas akibat pandemi Covid-19. Tradisi ini digelar dengan meriah pada Senin (9/5/2022), tepat satu minggu setelah hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah. 

Sebelum melaksanakan tradisi Lomban, masyarakat Jepara biasanya melaksanakan tradisi Kupatan, yang juga merupakan tradisi pada tujuh hari setelah hari raya Idulfitri atau dapat disebut juga Lebaran Ketupat. Setelah itu, rangkaian acara tradisi Lomban dimulai. 

Rangkaian acara tradisi Lomban dimulai dari hari Minggu (8/5/2022) dengan kegiatan ziarah makam Cik Lanang di Kelurahan Bulu, berlanjut dengan penyembelihan kerbau di rumah pemotongan hewan (RPH), lalu pertunjukan wayang kulit di malam hari, yang dilakukan bersamaan dengan acara makan malam bersama seluruh warga. Pagi harinya, prosesi Larungan dilaksanakan. 

Prosesi Larungan yaitu tradisi turun temurun masyarakat Jepara melalui pelarungan kepala kerbau dan sesaji berupa hasil bumi di tengah laut yang nantinya akan diperebutkan masyarakat. Prosesi larungan dilakukan di tengah laut Jepara yang dimulai dari tempat pelelangan ikan (TPI) Ujungbatu. Acara ini diikuti oleh ratusan kapal nelayan. Menurut Sudiyatno, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Jepara, lebih dari 100 kapal nelayan yang terdiri dari kapal di atas 10 gross tonnage (GT) dan kapal di bawah 10 GT turut serta dalam prosesi Larungan. Kapal peserta harus berisi alat pelindung diri (APD) seperti rompi keselamatan untuk seluruh penumpang. 

Demi keselamatan masyarakat, Bupati Jepara, Dian Kristiandi, mengimbau agar peserta larungan tidak turun ke laut untuk memperebutkan sesaji yang dilarung di jarak 2 mil laut dari bibir pantai. Kapal-kapal peserta larungan juga dihimbau untuk tidak membawa penumpang melebihi kapasitas yang telah ditentukan. 

Setelah prosesi larungan, acara dilanjutkan dengan tradisi Lomban di Pantai Kartini Jepara. Tradisi lomban ini merupakan pesta rakyat yang dinantikan masyarakat Jepara. Acara ini dimeriahkan dengan berbagai pentas seni seperti pertunjukan tari dan kentrung (alat musik tradisional). Festival Kupat Lepet yang terdapat dalam acara ini juga menambah kemeriahan tradisi Lomban. Warga sangat antusias dalam memperebutkan dua gunungan ketupat dan lepet berjumlah 2.022 yang telah disiapkan. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun