Qomaruddin
Qomaruddin Penulis

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Masuki Liburan: Benarkan Pendidikan Juga Libur?

19 Maret 2025   21:50 Diperbarui: 21 Maret 2025   15:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuki Liburan: Benarkan Pendidikan Juga Libur?
Ayah mengajak anak untuk menanam pohon (Sumber: freepik.com/freepik)

Liburan sekolah selalu dinanti-nanti. Suasana lebih santai, tidak ada tugas, tidak ada ujian. Tapi, setiap kali liburan tiba, saya sering bertanya: apakah pendidikan benar-benar harus berhenti? Bukankah belajar bukan sekadar soal kelas dan kurikulum, tetapi soal perjalanan memahami kehidupan?

Dulu, saya pun menganggap liburan sebagai jeda total. Namun, semakin lama, saya menyadari bahwa justru di luar sekolahlah banyak pelajaran penting ditemukan.

Liburan adalah kesempatan untuk belajar dengan cara yang berbeda, lebih alami, lebih bermakna. Sayangnya, sistem pendidikan kita sering kali terjebak dalam pola pikir bahwa belajar hanya terjadi di sekolah.

Begitu pula banyak orang tua yang melihat liburan sebagai waktu istirahat dari "kewajiban akademik" anak, bukan sebagai kesempatan untuk memperkaya pengalaman mereka.

Liburan Akhir Ramadan dan Idul Fitri: Momen Penuh Makna

Liburan akhir Ramadan dan Idul Fitri sering kali menjadi momen spesial bagi anak-anak. Tidak hanya sebagai waktu berkumpul dengan keluarga, tetapi juga sebagai ajang untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan, kepedulian sosial, dan kebiasaan baik.

Sayangnya, sering kali liburan ini hanya diisi dengan kegiatan konsumtif, tanpa ada upaya untuk menjadikannya sebagai pengalaman belajar yang bermakna.

Padahal, Idul Fitri mengajarkan banyak hal kepada anak-anak: makna berbagi, kepedulian terhadap sesama, serta refleksi diri setelah menjalani ibadah di bulan Ramadan. Orang tua dan sekolah bisa memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar Tidak Harus di Kelas

Ada satu momen yang terus teringat dalam benak saya. Seorang anak kecil yang saya temui dalam sebuah perjalanan ke desa, dengan antusias bertanya tentang sungai dan pepohonan di sekitarnya. Dia tidak sedang belajar di kelas, tetapi rasa ingin tahunya begitu kuat.

Dari situ, saya semakin yakin bahwa pendidikan sejati tidak terbatas pada tembok sekolah. Justru pengalaman nyata sering kali lebih membekas dibandingkan sekadar teori di buku.

Maka, pertanyaannya: bagaimana sekolah dan orang tua bisa mengarahkan liburan agar tetap bernilai edukatif tanpa terasa membebani?

Peran Sekolah: Menghidupkan Semangat Belajar di Luar Kelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

22 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 20 
23 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 5

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 21
24 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 6

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 22
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun