Rachmat PY
Rachmat PY Penulis

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Mengulik Kuliner Favorit, Menggali Sejarah Berharga di Baliknya

26 April 2023   22:16 Diperbarui: 26 April 2023   22:19 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengulik Kuliner Favorit, Menggali Sejarah Berharga di Baliknya
Menikmati Soto Kudus Bu Jatmi di Kudus. Dokpri.

Terakhir makan Selat Solo, pada tahun lalu di Selat Solo Mbak Lis yang ternama di Kota Solo. Biasanya di acara hajatan perkawinan tersedia menu selat ini

Inilah kuliner yang dikenal sebagai Bistk Jawa.  Merupakan perpaduan antara bistik dan salad.  Cita rasa manis, asam, dan gurih. Aroma rempah ringan yang khas. Dominasi warna kecoklatan  dari penggunaan kecapnya.

Mengulik sejarahnya, Selat merupakan makanan khas Solo warisan zaman pendudukan Belanda.

Ilustrasi Selat Solo. Sumber food.detik.com
Ilustrasi Selat Solo. Sumber food.detik.com
Awal mula Selat Solo  berawal sejak pembangunan Benteng Vastenburg yang terletak di depan gapura keraton Surakarta.

Di tempat itu sering dijadikan  lokasi pertemuan antara pihak Belanda dan keraton Solo.

Dalam seiap pertemuan selalu disajikan  makanan, yang disesuaikan selera Belanda yang makanan berbahan utama daging.

Sementara raja dari keraton Solo,  terbiasa makan dengan sayur dan tidak terbiasa makan daging besar dengan olahan setengah matang. 

Alhasil, dipadukanlah kedua selera itu. Daging diubah menjadi daging cincang yang dicampur sosis, telur, dan tepung roti. Dibentuk menyerupai lontong dan bungkus menggunakan daun pisang. Kemudiandikukus hingga matang. Daging yang sudah matang didinginkan, kemudian daging diiris tebal dan digoreng.

Isi dimodifikasi yang dikombinasikan dengan bahan-bahan, seperti kentang, buncis, wortel,ketimun, telur, slada. Jadilah perpaduan itu menjadi Selat Solo.

Nah dari sejarah itu, kita tahu bahwa makanan bisa menjadi sarana diplomasi. Mungkin ini yang disebut diplomasi meja makan.      

Gudeg Jogja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun