Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].
Gak Ribet! Inilah Cara Praktis Diet Sampah Saat Ramadan

Ramadan adalah bulan suci yang penuh berkah, di mana umat Muslim berusaha meningkatkan ibadah dan kebaikan.
Namun, di balik kesucian bulan ini, sering kali terdapat masalah yang tidak terlihat: peningkatan produksi sampah.
Tanpa kita sadari, aktifitas makan sahur, berbuka puasa, serta ngabuburit atau membeli takjil justru meningkatkan jumlah sampah.
Diet sampah selama Ramadan bukan hanya tentang mengurangi limbah, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang dapat menyucikan jiwa dan lingkungan kita.
Mengapa Diet Sampah Penting?
Dalam tradisi Islam, kita diajarkan untuk hidup sederhana, tidak berlebihan, dan menjaga kebersihan.
Namun, selama Ramadan, justru konsumsi makanan dan minuman meningkat, baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Hal ini sering kali menyebabkan pemborosan makanan yang signifikan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menghasilkan sekitar 67 juta ton sampah setiap tahun, dengan puncaknya terjadi selama bulan Ramadan.
Diet sampah bukan hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan.
Diet sampah adalah langkah konkret yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Di dalam Islam, kebersihan adalah bagian dari iman, dan salah satu cara untuk menjaga kebersihan bumi adalah dengan mengurangi sampah yang kita hasilkan, terutama selama Ramadan.
Langkah-Langkah Praktis Diet Sampah
Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat kita lakukan untuk menerapkan diet sampah selama Ramadan:
1. Perencanaan Menu
Seringkali, kita menyiapkan makanan lebih banyak dari yang sebenarnya kita butuhkan, yang akhirnya berakhir menjadi sampah.
Selama bulan Ramadan, buatlah rencana menu sahur dan berbuka untuk satu minggu ke depan.
Dengan merencanakan menu, kita dapat menghindari pembelian makanan yang tidak perlu dan mengurangi kemungkinan makanan terbuang.
2. Belanja dengan Bijak
Saat berbelanja bahan makanan, buatlah daftar belanja berdasarkan menu yang telah direncanakan.
Hindari membeli dalam jumlah besar atau barang yang tidak diperlukan.
Pilihlah produk lokal untuk mendukung petani setempat dan mengurangi jejak karbon.
3. Mengolah Sisa Makanan
Jika ada sisa makanan dari berbuka puasa, olah kembali menjadi hidangan baru.
Misalnya, sisa sayuran bisa dijadikan sup atau tumis, sementara nasi sisa bisa dibuat nasi goreng.
Ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah variasi makanan.
4. Menggunakan Kemasan Ramah Lingkungan
Salah satu kontribusi besar terhadap sampah saat Ramadan adalah penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, wadah styrofoam, dan plastik pembungkus makanan.
Hindari penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa wadah sendiri (reusable containers) saat membeli makanan atau minuman.
Gunakan tas belanja kain sebagai pengganti kantong plastik.
5. Berbagi Makanan
Jika memiliki lebih banyak makanan dari yang dibutuhkan, ajak tetangga atau teman untuk berbuka bersama.
Selain mengurangi limbah, berbagi juga merupakan bentuk solidaritas sosial yang dianjurkan dalam Islam.
Kesimpulan
Diet sampah selama Ramadan bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah tanggung jawab moral kita sebagai hamba Allah dan penjaga bumi.
Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini, kita tidak hanya menyucikan jiwa melalui ibadah puasa tetapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Dengan menerapkan diet sampah selama Ramadan, kita dapat menciptakan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar kita.
Mari bersama-sama menjaga bumi sambil menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran!
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025