Makna Bersyukur: Legowo Menjalani Proses Hidup dan Mengambil Hikmah
Dengan perenungan yang mungkin prosesnya tak kita sadari, mungkin kita baru menyadari hikmah apa yang ada atas musibah atau ujian hidup yang kita lewati.
Beberapa tahun yang lalu, salah seorang sahabat saya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. Saat itu jabatannya sudah supervisor pada salah satu perusahaan. Karena sang putra memang membutuhkan perhatian ekstra, maka sahabat saya pun memutuskan untuk resign.
Padahal, kantor sudah menawarkan jabatan baru yaitu manajer pemasaran dan libur tahunan ke Bali. Semuanya di tolak, karena Beliau menganggap memberikan perhatian lebih pada putranya dan menemani tumbuh kembang putranya jauh lebih penting.
Sepintas jika dilihat, sahabat saya tentunya mengalami banyak kerugian jika dinilai dengan nominal rupiah dan materi. Beberapa bulan setelah kejadian itu, sahabat saya bercerita kalau Beliau membuka usaha baru, bahkan istilahnya tidak mengeluarkan modal sepeserpun alias berbekal modal kepercayaan.
Semasa beliau menjabat di dunia marketing, sahabat saya tipikal yang humble, dapat di percaya, dan juga fleksibel. Tentu saja kredibilitasnya di area circlenya masih di perhitungkan oleh banyak rekanan dan customernya waktu itu.
Dengan berbekal hal itu, sahabat saya merangkak membuka usaha sembari tetap memantau perkembangan putra semata wayangnya.
Bersyukur dengan legowo menerima peristiwa, ujian, musibah yang terjadi dalam proses hidup manusia memanglah tak mudah, semudah membalik telapak tangan.
Namun dengan belajar untuk legowo, hidup kita akan lebih ringan. Tentu saja dari hasil renungan dan introspeksi kita, pada suatu titik--kita bisa belajar dengan mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup.