Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Freelancer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Target Ramadhan: Menjaga Kesehatan Mental dengan Istiqomah Nderes (Membaca Al-Qur'an) dan Menulis

12 Maret 2024   16:18 Diperbarui: 12 Maret 2024   16:20 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target Ramadhan: Menjaga Kesehatan Mental dengan Istiqomah Nderes (Membaca Al-Qur'an) dan Menulis
    Dokumen Pribadi

                                                                                                                                       

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

         Panitia ramadhan (takmir) kembali membuka masjid untuk penyelenggaraan ibadah. Tentu saja hal ini dapat di selenggarakan setelah keluarnya keputusan resmi pemerintah tentang kehidupan new normal dan segala kebijakannya. Sedari sholat tarawih, i-tikaf, shalat subuh berjamaah bersama kultumnya, iftar ramadhan (berbuka puasa bersama dengan warga dan jamaah masjid), tadarus Al-Quran sebelum buka puasa juga setelah shalat tarawih. Menggenapi penyelenggaraan ibadah Ramadhan, panitia juga menyelenggarakan penerimaan zakat fitrah hingga acara Shalat Idul Fitri dan halal bi-halal setelahnya.

       Al-Qur'an adalah kitab yang di turunkan kepada Nabi Muhammad memiliki beberapa fungsi. Dalam paparannya. Dr. H.M Zainuddin mengemukakan fungsi Al-Quran yaitu sebagai hidayah, peringatan, syifa dan rahmat. Fungsi Al-Quran sebagai obat sakit jiwa (psikosis- neurosis) dan rahmat di jelaskan lebih lanjut dalam Qs. Al Isra: 82. Al-Quran dapat berfungsi sebagai syifa dan hidayah saat Al-Quran di baca, di renungkan dan juga diamalkan.*

        Maksud dari paparan Dr. H. M Zainuddin tersebut, Al-Quran akan berfungsi sebagai obat--- syifa, jika Al-Quran di baca, di renungkan juga di amalkan, tidak hanya sebatas pada tahap nderes (membaca) saja. Namun, di bulan Ramadhan ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Quran. Pada tahapan selanjutnya, setelah nderes---segalanya memerlukan proses dan waktu.

       Pada suatu titik, manusia akan berada dalam keadaan tanpa daya, kehilangan pegangan hidup dan pasrah. Dalam keadaan seperti ini ajaran agamalah yang memberikan makna hidup. Makna hidup bagi seorang individu menurut Logoterapi hanya dapat dan harus di temukan sendiri. Ada tiga hal yang dapat di lakukan untuk menemukan makna hidup menurut terapi ini yakni:

        Pertama, kegiatan berkarya, bekerja, dan menciptakan juga melaksanakan tugas serta kewajiban dengan baik. Kedua, menghayati dan meyakini nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebajikan, keimanan dan lainnya). Ketiga, dengan mengambil sikap yang tepat untuk menghadapi keadaan yang tak dapat di dielakkan lagi.  

       Dalam menghadapi hal yang tak dapat dielakkan lagi, ibadah adalah salah satu cara untuk membuka pandangan seseorang akan nilai potensial dan makna hidup dalam diri. *

       Berkaitan dengan tiga point diatas, berkarya (dalam hal ini melakukan kegiatan produktif), meyakini nilai-nilai tertentu dalam hal ini keimanan, serta ibadah saling berkaitan satu sama lainnya. Upaya menjaga kesehatan mental tidak lepas dari berkarya dan juga beribadah.

       Penulis memilih untuk istiqomah untuk nderes Al-Quran, karena kegiatan penulis yang banyak berkutat di depan layar ponsel. Nderes Al-Quran pun tidak selalu harus memegang buku mushaf Al-Quran. Di jaman sekarang kita di mudahkan dengan adanya aplikasi Al-Quran digital.

      Selain nderes, banyak ibadah lain yang tetap penulis lakukan, namun istiqomah nderes akan penulis upayakan, lantaran sejak lama untuk menghatamkan Al-Quran dengan membaca mushaf belum kesampaian juga. Nderes dapat dilakukan di rumah atau di masjid saat menunggu buka puasa bersama jamaah masjid.

       Kedua, istiqomah menulis (berkarya) sebagai terapi. Menulis adalah aktivitas yang melibatkan kerja otak, tangan, serta indera penglihatan. Melakukan aktivitas ini dapat mengurangi waktu kita untuk overthinking, juga melamun. Kalaupun kita berpikir, tentu hal itu fokus pada tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun