Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Freelancer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Stop Flexing: Bijak Bermedsos bukan Berhenti Bermedsos

30 Maret 2024   15:18 Diperbarui: 30 Maret 2024   15:18 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Flexing: Bijak Bermedsos bukan Berhenti Bermedsos
Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informatika

      Media sosial muncul dan hadir sebagai sarana berkomunikasi, juga aplikasi yang memberikan banyak manfaat, diantaranya media iklan, media hiburan, media dokumentasi, juga sebagai sarana untuk mengais pundi-pundi rupiah.


     Jauh sebelum ada medsos, keberadaan televisi dan juga radio begitu dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Kita bisa menyaksikan berita dari seantero dunia dari televisi, kita.


     Belakangan ramai, trend flexing di kalangan artis yang juga merambah pada masyarakat. Memang tidak ada salahnya kita meluapkan uphoria atas apa yang kita dapatkan, kita miliki juga kita capai. Masalahnya, hampir kebanyakan kasus flexing yang terjadi adalah pamer yang memberikan dampak negative pada masyarakat luas.


     Banyak kasus flexing justru berujung pada kasus terkuaknya skandal korupsi yang di lakukan oleh seseorang, bahkan merembet pada kasus yang lebih luas.


     Rhenald Kasali dalam akun Youtubenya, (Pemilik Rumah Perubahan) memaparkan banyak hal mengenai flexing sejak dua tahun lalu dalam beberapa postingannya. Orang kaya mengapa kekayaannya kok di pamer-pamerkan? Orang yang sesungguhnya kaya, akan cenderung diam dan tidak berisik.


     Penulis ingat beberapa konglomerat lama model Jack Ma, di Indonesia ada Datuk Sri Taher. Keduanya terkenal dengan filosofi bisnis juga nilai-nilai hidup yang tidak saja mengagumkan tapi juga dijadikan panutan.

      Banyak orang yang mengaku kaya sebagaimana dipaparkan oleh Rhenald Kasali begitu berisik akan apa yang dimilikinya, apakah barang yang dipakai itu asli, barang yang dipakai milik sendiri tidak pinjam, yang orang lihat hanyalah kemegahan dan spektakulernya saja.

Sumber : Bisnis.Com
Sumber : Bisnis.Com


     Kira-kira  jika ada sosialita yang sesungguhnya tidak terlalu kaya namun pamer mengklaim berlian dalam ilustrasi diatas sebagai miliknya. Apakah kita akan begitu saja percaya. Padahal dilansir dari Bisnis.Com harganya mencapai 1,10 T. 

     Bulan Ramadhan bahkan sudah hampir meninggalkan kita. Jelang sepuluh hari terakhir, apakah kita benar-benar sudah banyak melakukan perenungan atas tindakan dalam kehidupan sehari-hari kita.
     Bermedsos sudah mandarah daging, bahkan segala hal memerlukan bantuan medsos. Flexing sendiri memiliki dampak buruk bagi masyarakat (netizen) yang melihat postingan berita. Acap kali hujatan, cacian, makian justru keluar dari netizen karena mereka geram atas sikap individu yang telah melakukan flexing.
Ditengah kesulitan banyak masyarakat memenuhi kebutuhan pokok, ditengah sulitnya mengais rupiah dan memenuhi kebutuhan agar dapur tetap bisa mengepul, masih banyak sosok yang gemar melakukan flexing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun