Ala Santri: Outfit Kekinian Menggunakan Sarung
Kira-kira sejauh mana penggunaan sarung di kalangan santri putri dan putra? Bagaimana mereka memadankan dengan pakaian lainnya? Pasalnya hidup di lingkungan pesantren tak pelak begitu lekat dengan kain yang namanya sarung. Sarung sendiri memiliki bermacam-macam bahan, corak, motif hingga harga. Ada merek Wadimor, Atlas, BHS, juga sederet merek lainnya. Bahkan ada sarung yang khusus didesain oleh para desaigner khusus untuk kalangan dan sosok tertentu.
Bahkan jika dicermati, sarung yang dikenakan oleh seseorang bisa menunjukkan kelasnya di dalam lingkup pesantren. Katakanlah sarung yang digunakan oleh santri akan berbeda dengan sarung yang digunakan oleh kyai. Di tingkat kyai pun sarung yang digunakan juga beragam.
Bukan bermaksud melakukan diskriminasi, meskipun ada pula praktek yang tidak demikian. Nah, lantas di dunia para santri yang penulis maksudkan disini notabene berusia SMP, SMA hingga mahasiswa semester awal. Kira-kira outfitnya seperti apa saat menggunakan sarung?
Sarung motif batik, kadang digunakan oleh santri putri, selain untuk sholat harian, untuk bawahan ( di lipat model jarik juga mungkin digunakan menggantikan selimut untuk tidur. Berdasarkan pengamatan penulis yang mungkin kurang luas cakupannya, sarung untuk santri putra selain diguanakan untuk sholat, juga di gunakan dalam keseharian. Selain itu, mungkin fungsinya juga sama, untuk selimut juga.
Sarung sendiri sekarang motifnya sudah banyak yang modern, jadi sebenarnya sah-sah saja kalau para santri menggunakan sarung selain dalam keseharian di pesantren.
Saat libur dari pondok misalnya, santri putri berlibur dan memilih menggunakan sarung motif batik bunga sebagai bawahan menggantikan rok saat pergi piknik ke pantai, rasanya itu masih cocok juga, sepanjang pakaian yang lain mendukung seperti pakaian atas, kerudung juga sepatu atau sandal yang di kenakan. Namun, untuk santri putra. Rasanya menggunakan sarung untuk ke pantai itu kurang pas.
Sejak di deklarasikan Hari Santri, rasa-rasa penggunaan sarung kian familiar saja di public space. Dari santri, kyai, kyai sepuh bahkan pejabat dan orang biasa juga menggunakan sarung.
Nah. Bagaimana dengan penggunaan sarung untuk modifikasi pakaian di hari raya? Selain di gunakan oleh kaum pria, rasa-rasanya pemakaian sarung juga bisa digunakan oleh kaum hawa sepanjang penggunaanya cocok dan serasi dengan pakaian dan aksesoris.