Raheem MZ
Raheem MZ Lainnya

Saya memiliki hobi berolahraga dan wisata

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadhan Tanpa Ayah: Kenangan Indah Menghiasi Puasa yang Berbeda

24 April 2024   10:46 Diperbarui: 24 April 2024   11:08 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Tanpa Ayah: Kenangan Indah Menghiasi Puasa yang Berbeda
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan tahun ini terasa berbeda bagiku. Kehangatan kebersamaan bersama ayah yang biasanya mewarnai bulan suci ini kini hanya tinggal kenangan. Biasanya, aku selalu berpuasa bersama ayah, mengobrol tentang hikmah Ramadhan di sela-sela waktu berbuka dan tarawih. Namun, tahun ini ayah sudah tiada, meninggalkan kekosongan di hati dan ruang makan keluarga.

Kenangan indah bersama ayah di bulan Ramadhan selalu terngiang di benak. Aku ingat betul bagaimana ayah selalu mengajakku sahur bersama, berbagi cerita lucu dan nasihat bijak di tengah hidangan sahur. Beliau juga selalu mengajakku tarawih di masjid, menuntun langkahku dalam menapaki jalan ibadah.

Kini, aku harus berpuasa tanpa ayah di sisiku. Rasanya hampa, namun aku tahu ayah tidak ingin aku bersedih. Beliau pasti ingin aku tetap semangat berpuasa dan mencari pahala di bulan suci ini.

Awalnya, rasa sedih itu hampir melumpuhkan semangatku untuk menyambut Ramadhan. Bagaimana aku bisa menjalankan ibadah dengan penuh khusyuk tanpa sosok ayah yang selalu membimbing dan mengantarku di jalan Allah?

Namun, seiring waktu, aku mulai menemukan makna baru dalam menjalani Ramadhan tanpa ayah. Aku teringat akan semua kenangan indah bersama beliau saat Ramadhan, tentang momen-momen tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur'an bersama, dan berbagi buka puasa yang penuh canda tawa.

Meskipun tanpa ayah, aku tidak ingin Ramadhan kali ini terasa hampa. Aku akan tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh khusyuk, mengenang kenangan indah bersama ayah dalam setiap doaku. Aku yakin, ayah akan selalu mengawasiku dari atas sana, tersenyum bangga melihatku tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Ramadhan tahun ini memang berbeda, namun bukan berarti kehilangan makna. Justru, momen ini menjadi pengingat bagiku untuk semakin menghargai momen-momen indah bersama ayah di masa lalu. Aku akan terus menjaga semangatnya dalam beribadah dan menjadikannya panutan dalam kehidupanku. Aku mengisi hari-hariku dengan tadarus Al-Qur'an, salat tarawih, dan memperbanyak doa dan amal sholeh. Aku pun berusaha untuk menjadi anak yang lebih berbakti, meskipun ayah sudah tiada.

Meskipun tanpa sosok ayah di sampingku, Ramadhan tahun ini tetap terasa istimewa. Aku merasakan kehadiran beliau dalam setiap sujud dan doa yang kupanjatkan. Aku yakin, ayahku selalu mendoakanku dari alam sana, dan aku ingin membuat beliau bangga dengan ketegaranku dalam menjalani Ramadhan tahun ini.

Bagi para pejuang Ramadhan yang juga merasakan kehilangan orang terkasih, janganlah berkecil hati. Yakinlah bahwa Allah selalu bersama kita, dan duka kita tidak akan pernah sia-sia. Mari jadikan Ramadhan tahun ini sebagai momen untuk semakin dekat dengan Allah dan meraih keberkahan-Nya, meskipun tanpa kehadiran orang-orang tercinta di sisi kita. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini sebagai momen untuk mengenang kenangan indah bersama mereka, dan terus menebar kebaikan atas nama mereka.

Ramadhan tanpa ayah memang berbeda, tapi cinta dan kenangan indah bersamanya akan selalu abadi di hati. Selamat berpuasa bagi seluruh umat muslim, semoga Ramadhan tahun ini membawa berkah dan kebahagiaan bagi kita semua. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua dan membalas kesabaran kita dengan limpahan pahala dan kebahagiaan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun