Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com
Bangga Berwisata di Indonesia dengan Jadi Wisatawan yang Peduli Lingkungan
Semisal ketika saya berkunjung ke salah satu desa wisata di Mandailing Natal, saya disambut dengan pertunjukan seni Gordang Sambilan. Saya yang baru pertama kali menyaksikan seni musik bedug dengan cara dipukul ini, sangat bisa menikmatinya.
Jika kita disuguhkan pertunjukan seni sebagai sambutan ketika berkunjung ke sebuah tempat wisata, hargai dengan cara sederhana yakni menyaksikan pertunjukan tersebut dengan seksama dan sampai selesai.
Baru setelah itu kita bisa mengelilingi objek-objek lain yang ada di tempat wisata tersebut.
Bagaimanapun juga upaya kita menghargai budaya lokal akan sangat berarti keberlangsungan budaya atau sustainable culture. Warga setempat akan merasa budaya dihargai oleh pendatang.
Bukankah jika ada orang lain yang datang ke tempat kita, kita juga ingin dan berharap mendapat perlakuan serupa?
5. Dukung umkm lokal
pariwisata berkelanjutan harus juga memberi manfaat ekonomi untuk warga setempat.
Hal yang nggak kalah penting dalam mewujudkan sustainable tourism adalah faktor keberlangsungan ekonomi. KonsepCara paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membeli jajanan, oleh-oleh, atau apapun yang disediakan oleh masyarakat setempat. Tentunya dengan bijak. Nggak perlu semua diborong. Beli yang memang dibutuhkan saja.
Bagikan ceritamu agar dunia tahu betapa indahnya pesona Indonesia
Sebagian dari kita berwisata terkadang hanya mengikuti orang lain atau yang sedang viral saja. Misal yang sedang heboh saat ini adalah sebuah rumah di kawasan Cianjur dengan latar belakang alam dan curug (air terjun) yang indah.
Seketika orang-orang berbondong-bondong ke tempat tersebut. Membuat konten, dan terus membagikannya di media sosial.
Di satu sisi memang ada manfaatnya membagikan cerita wisata di media sosial. Tapi membagikan cerita dan tempat yang sama, pariwisata kita akan stuck di situ-situ saja.
Satu tempat akan ramai, sementara satu tempat yang lain akan sepi bahkan sama sekali tak tersentuh.