Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Konsultan

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Keikhlasan di Bulan Ramadan

18 Maret 2024   20:50 Diperbarui: 18 Maret 2024   20:58 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pernah merasakan, dan mungkin Anda juga, saat kita telah menjulurkan tangan, membuka hati, hingga meluangkan waktu yang tidak sedikit untuk orang lain. Kita berbuat dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan. Namun, apa yang terjadi? Tak jarang, saat kita berada dalam kesulitan, orang yang sama terkesan berlari menghindar. Mereka yang telah kita tolong dengan sepenuh hati, tiba-tiba seolah kehilangan ingatan saat kita membutuhkan mereka.
"Padahal aku sudah baik kepada dia, tapi ternyata dia tidak balik baik kepadaku," gumam kita dalam hati. Suatu penyesalan yang menyesakkan dada. Rasa kecewa itu menguar, tak bisa kita pungkiri. Sungguh, bukan perkara mudah menerima kenyataan pahit ini: bahwa kebaikan yang telah kita curahkan, tidak selalu kembali dalam bentuk yang sama.

Namun, mari kita renungkan lebih dalam. Sejatinya, mengharapkan balasan atas kebaikan bukanlah esensi dari berbuat baik itu sendiri. Inilah tabiat manusia, selalu berharap ada timbal balik. Namun, tidak demikian adab yang diajarkan oleh-Nya. Allah, Sang Pencipta, mengajarkan kita untuk berbuat baik tanpa mengharapkan balasan dari sesama. Sebab, Dia lebih mengetahui isi hati kita dan kebaikan apa yang telah kita lakukan.

Dalam kehidupan ini, tidak semua hal berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Terkadang, kebaikan yang kita berikan tidak dihargai oleh orang lain. Tetapi, bukankah lebih indah jika kita melihatnya dari sisi lain? Bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan adalah investasi untuk akhirat kita. Allah tidak pernah tidur; Dia mencatat setiap tetes kebaikan yang kita lakukan dan akan menggantinya dengan balasan yang jauh lebih besar di hari penghisaban kelak.

Betapa seringnya kita lupa bahwa tujuan utama berbuat baik adalah untuk membersihkan jiwa kita sendiri, bukan untuk mendapatkan pujian atau balasan dari manusia. Keikhlasan dalam berbuat baik akan membawa kita pada kebahagiaan yang sejati, kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi.

Sepedih apapun tanggapan orang lain terhadap kita, tetaplah berbuat kebaikan. Jangan biarkan kekecewaan menghalangi kita untuk terus berbagi cinta dan kebaikan kepada sesama. Ingat, jika niat kita ikhlas, Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih banyak dan berharga. Keikhlasan kita dalam berbuat baik adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki.

Mari kita terus berbuat baik, bukan karena mengharapkan sesuatu sebagai gantinya, melainkan karena kita tahu, itulah yang terbaik. Itulah esensi dari kehidupan yang penuh makna. Dan ingat, Allah selalu bersama kita, mengawasi, dan siap mengganti setiap kebaikan kita dengan pahala yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun