Muhasabah Diri Menuju Cinta Ilahi
Selain itu, sahabat Nabi, Umar bin Khattab pernah menganjurkan umat muslim untuk bermuhasabah diri sebelum hari penghisaban tiba. Ia berkata,
Artinya: "Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia."
Manfaat Muhasabah
Penerapan muhasabah dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim memiliki beberapa manfaat yang baik.
- Muhasabah membantu seseorang menjadi lebih sadar tentang tindakan, niat, dan perilakunya. Hal tersebut memungkinkan untuk menghindari kesalahan dan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.
- Seorang Muslim dapat mengembangkan karakter yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal tersebut termasuk kejujuran, integritas, kasih sayang, dan kesabaran.
- Muhasabah membantu seseorang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Hal tersebut dapat membantu memperkuat ikatan spiritual dan meningkatkan kualitas ibadah. Membuat seseorang dijauhkan dari sifat sombong, dan muncul sikap rendah hati.
- Seseorang dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dapat berimplikasi pada terciptanya lingkungan sosial yang lebih harmonis dan saling mendukung.
- Muhasabah membantu seseorang untuk lebih waspada terhadap dosa-dosa dan kesalahan yang dapat merusak kehidupan spiritual mereka. Hal tersebut dapat membantu seseorang dalam menjalani kehidupan yang lebih bertaqwa.
Cara Melakukan Muhasabah Diri
Ada beberapa cara melakukan muhasabah diri dalam Islam, antara lain :
1. Menyendiri
Salah satu bentuk muhasabah diri adalah dengan menyendiri. Sebagian diantara kita, barangkali akan mudah mengevaluasi diri saat sendirian, akan mudah slh (dalam Bahasa Jawa adalah "menyerahkan diri, pasrah) dan tidak mudah menyalahkan pihak lain. Rasulullah ASW. Bersabda.
Artinya: "Koreksi lah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhias lah [dengan amal saleh] untuk pagelaran agung [pada hari kiamat kelak]." (HR Tirmidzi)
2. Berkumpul dengan Orang-Orang Sholeh
Orang sholeh adalah orang yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah atau dapat diartikan orang beriman dan menjaga ketaatannya kepada Allah SWT. Untuk itu, penting untuk selalu berkumpul dengan orang-orang sholeh tersebut. Mereka akan mengingatkan dan menasihati kekeliruan yang pernah dilakukan, untuk segera kembali pada ketentuan Allah SWT. dan baginda Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW. Sebagai berikut :
Artinya: "Jika Allah menghendaki kebaikan bagi diri seorang pemimpin/pejabat, maka Allah akan memberinya seorang pendamping/pembantu yang jujur yang akan mengingatkan jika dirinya lalai dan akan membantu jika dirinya ingat." (HR Abu Dawud)
3. Siap Menerima Kritik dan Saran Orang Lain
Setiap orang yang melakukan muhasabah, perlu kesadaran akan kesalahannya, dan bertekad untuk melakukan perbaikan diri. Untuk itu, saat menyadari sebuah kesalahan, seseorang terkadang tak bisa menerima kritik. Namun dalam proses muhasabah, seseorang diharuskan siap menerima berbagai kritik dan saran yang datang.
Terkadang saran dan nasehat tersebut dalam bentuk ucapan verbal, namun tidak jarang dalam bentuk sikap dan perbuatan. Diperlukan sensitif bagi seseorang yang bertekad melakukan muhasabah.
Selain itu, ada kesadaran untuk mengambil hikmah dari ucapan dan tindakan yang dilakukan, sehingga akan memudahkan menerima nasehat dan kritikan.