R. Syrn
R. Syrn Lainnya

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengatur Finansial Agar Tak Sial

19 Maret 2024   16:32 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:37 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatur Finansial Agar Tak Sial
sumber gambar: adamhagerman.com

Tak ada cara lain untuk mengatur finansial biar tak sial, selain merencanakannya dengan matang.  Apalagi di kala bulan ramadan, yang seringkali justru bikin kantong bolong gara-gara napsu.

Padahal tujuan sebenarnya puasa adalah untuk menahan diri dari hawa napsu.  Napsu apapun, termasuk napsu untuk melahap apapun menjelang berbuka di kala magrib tiba.

Rasanya perihal makanan itulah yang membuat suasana dompet tak terkendali. Rasanya semua makanan terasa enak dan nikmat.  Jadinya melihat makanan apapun inginnya dibeli, inginnya diborong.  Padahal kapasitas perut sangatlah terbatas.  Jadinya kadangkala makanan yang sudah terlanjur dibeli jadi terbuang percuma.

Perencanaan keuangan di bulan ramadan tentu saja baiknya di awal bulan puasa.  Idealnya demikian.  Pengaturan menu makan untuk berbuka dan sahur yang paling penting.  Bagusnya tentu saja mengikuti komposisi makanan yang sehat,  empat sehat lima sempurna tepatnya.  Tambahannya paling cuma kurma sahaja.

Kalau menu selama sebulan sudah diatur, bisa diperkirakan berapa yang budget yang harus dikeluarkan per bulan, tentunya di luar anggaran lain-lain seperti untuk tagihan listrik, logistik dapur dan lain-lain.

Selain itu juga usahakan ditambah anggaran cadangan untuk sumbangan takjil ke mesjid, untuk buka bersama, atau apapun yang sifatnya tak terduga.   Satu hal lagi yang patut direncanakan, yaitu anggaran untuk beli baju baru untuk lebaran.  Bagian yang terakhir ini yang tak kalah penting soalnya.  Tak cuma untuk pribadi, kadang justru untuk keluarga dan sanak famili.

Kemudian, tentu lebih elok.  Semua perencanaan belanja, memperhatikan sisi pendapatan pula.  Kudu imbang.  Jangan sampai minus.  Apalagi sampai harus meminjam. 

Intinya yang jelas, kembali ke tujuan semula. Bahwa puasa adalah menahan napsu, utamanya menahan napsu belanja (yang berlebihan).  Demikianlah.  Semoga tulisan ini berfaedah.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun