R. Syrn
R. Syrn Lainnya

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Evolusi Merapikan Teras yang Dianggap Toilet oleh Kucing, Ayam, dan Bebek

6 April 2024   15:53 Diperbarui: 6 April 2024   15:58 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evolusi Merapikan Teras yang Dianggap Toilet oleh Kucing, Ayam, dan Bebek
teras toilet kucing (dokpri)

Teras rumah yang ditinggali sekarang tak seberapa luas, pas-pasan untuk parkir satu mobil.   Awalnya beralas tanah berlapis batu kerikil dan sedikit berpasir.  Tekstur seperti itu sepertinya dianggap toilet yang nyaman bagi beberapa kucing yang sering nongkrong dan makan di teras.  Sering sekali kalau lengah sedikit, mereka mengubur 'harta karunnya' di situ.

Jatah para bulu-bulu penjaga komplek itu memang selalu diusahakan ada.  Berhubung belum diijinkan masuk ke rumah, jadi mereka hanya diijinkan ngobrol dan makan di depan rumah.

salah dua penghuni tetap teras rumah (dokpri) 
salah dua penghuni tetap teras rumah (dokpri) 

Masalahnya sekarang, tak hanya kucing.  Ada ayam tetangga yang kadang iseng menyantap sisa-sisa makanan kucing, kemarin bahkan ada penghuni baru lagi berkunjung, seekor bebek.  Iya benar, bebek.  Seramai itulah peliharaan orang komplek yang berkeliaran bebas dan mencari makan dimana mereka bisa.

tamu baru yang muncul di tahap ketiga (dokpri) 
tamu baru yang muncul di tahap ketiga (dokpri) 

Akhirnya terpikirkan untuk melapisi halaman teras yang tak seberapa luas itu dengan semen.  Bermodal gugling akhirnya memberanikan diri untuk merapikannya.  Hitung-hitung juga menjelang lebaran, tentunya tak enak nantipas ada tamu disuguhi aroma ajaib dari harta karun para hewan.  Kasihan juga aroma nastar dan kue kering terkontaminasi.

Berhubung tak punya pengalaman dengan urusan semen-menyemen.  Akhirnya kegiatan merapikan teras dibagi menjadi 5 tahap dan perlu waktu kurang lebih sebulan, sungguh luar biasa.

niat yang luar biasa (dokpri) 
niat yang luar biasa (dokpri) 

Tahap awal adalah yang paling putus asa.  Setelah mengambil sekarung pasir dan membeli satu zak semen, langsung sore-sore mengaduknya di teras.  Rasanya pekerjaan yang sangat berat.  Rasanya kok repot sekali.  Hanya selesai kurang lebih dua meter persegi dengan susah payah.  Berhubung sembarangan, maka satu zak semen berhasil dihabiskan untuk tahap pertama.

hasil tahap pertama yang kurang air (dokpri)
hasil tahap pertama yang kurang air (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun