Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Penulis

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bersabar atau Bersyukur?

11 Maret 2024   11:53 Diperbarui: 11 Maret 2024   12:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersabar atau Bersyukur?
Ilustrasi: freepik.com

 

Definisi Sabar dan Syukur

Manusia hidup di dunia dengan satu tujuan utama, yang hampir selalu terlupakan di tengah-tengah kesibukan mencari nafkah, belajar, dan mengerjakan tugas-tugas keduniaan yang menyibukkan, yaitu beribadah. Beribadah merupakan hal yang seharusnya menjadi nomor satu, sehingga apapun yang dikerjakan oleh manusia bisa menjadi bagian daripada ibadah itu sendiri. Nah, dalam beribadah dan menjalani kehidupan ini, ada dua pilihan yang menjadi hak manusia untuk dipilih, yakni memilih bersabar atau bersyukur?

Bersabar secara harfiahnya berarti menahan diri. Bisa dimisalkan diri ini yang sebenarnya mampu untuk berbuat maksiat tetapi menahan dan berusaha memperoleh yang halal dengan niat dan usaha. Bersabar juga bisa diartikan menerima keadaan hidup ini apa adanya diiringi dengan usaha untuk merubahnya menjadi lebih baik. Meski kedengarannya lebih dekat kepada definisi tabah, yang membedakan kesabaran dan ketabahan adalah usahanya yang mengiringinya.

Orang yang hanya menerima saja tanpa mengiringinya dengan usaha lebih bisa dikategorikan sebagai orang yang tabah sedangkan orang yang mengiringi setiap keadaan buruknya dengan usaha, maka ia lebih dekat kepada kesabaran. Walaupun di beberapa kasus kita memang harus tabah terlebih dahulu karena tidak bisa berbuat banyak terhadap ketentuan yang berlaku, semisal meninggalnya orang yang dekat dengan kita.

Lain lagi dengan bersyukur yang memiliki arti harfiah berterima kasih atas segala pemberian dan ketentuan Tuhan. Bersyukur juga dilihat terutama dari tindakan dan aktivitas yang dilakukan orangnya. Secara sederhananya memang tampak dari kalimat dan ucapan yang keluar dari mulutnya, namun demikian apa-apa yang dilakukannya kemudian menggambarkan apakah ia benar-benar bersyukur atau tidak.

Seseorang yang dianugerahi rezeki yang lebih banyak daripada kemarin cenderung lebih mudah bersyukur dibandingkan mereka yang sudah terbiasa memperoleh banyak pemberian dari orang tuanya semenjak kecil. Mudahnya, orang-orang yang dulunya tidak mampu akan lebih mudah menunjukkan rasa syukurnya ketimbang mereka yang hidupnya berlimpah harta semenjak kecil. Akan tetapi tentu tidak semua seperti itu, hal ini sangat bergantung pula pada kadar kecerdasan dan kebijaksanaan orangnya.

Bersyukur Atas Hal-hal Sederhana Dalam Hidup

Hal-hal sederhana seperti waktu luang, kesehatan, dan keleluasaan gerak dan pikiran menjadi sesuatu yang tidak kita sadari perlu untuk disyukuri. Nah, bersyukur itu berarti juga bisa mempergunakan waktu luang untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Bersyukur atas kesehatan berarti tidak memasukkan makanan-makanan yang haram dan buruk akibatnya bagi kesehatan diri kita. Bersyukur atas luasnya ruang gerak dan pikiran berarti mempergunakannya untuk berpikir positif, mencari solusi dan memberi bantuan atas persoalan-persoalan yang dihadapi orang sekitar terutama yang dekat dengan kita.

Kebanyakan manusia baru bisa menjalankan rasa syukur dalam bentuk sederhana ketika dia sudah pernah merasakan kebalikannya. Sibuknya hari dan tidak adanya waktu luang, sakit yang menerjang waktu demi waktu dan membuat diri ini semakin lemah padahal banyak yang harus dilakukan, pikiran yang tak henti-hentinya memikirkan persoalan hidup yang dihadapi sehingga membatasi ruang gerak. Barulah setelah itu semua dirasakan, entah untuk keberapa kalinya, ia bisa bersyukur terhadap hal-hal sederhana yang sebenarnya sangatlah penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun