Hakikat Dajjal
Apa-apa yang dibawa Dajjal memiliki nilai-nilai penolakan terhadap kebenaran sebagai arti dari kekafiran itu sendiri. Bukankah telah dijelaskan di hadits bahwa setiap mukmin bisa melihat tulisan itu? Baik dia memiliki kemampuan untuk membaca maupun tidak? Itu menandakan bahwa setiap mukmin dapat mengenali Dajjal bila ia melihat melalui mata hatinya yang bersih dan terhubung dengan Allah SWT.
Itulah sebabnya Dajjal dikatakan hanya dapat melihat dengan satu mata, yang didefinisikan sebagai alam materi, dia tidak bisa melihat di balik itu. Namun hati-hati, jika kau tanya Dajjal, dia akan segera mengeles, 'Bukankah aku juga bisa melihat jantung, hati, usus bahkan hingga isi pikiran dan jiwa manusia?'
Jawabannya tentu, semua setan juga bisa melakukannya, akan tetapi nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Ketuhanan serta Kemanusiaan, itu yang tidak bisa dilihat oleh Dajjal. Maka dari itu pengaruhnya lebih banyak kepada harta yang melimpah, pemenuhan nafsu dan apa-apa yang diinginkan manusia, seperti kecantikan dan tampilan muda yang tak pernah menua. Semua itu sayangnya didapat dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan itu sendiri. Melalui pengorbanan nyawa, penumbalan, penipuan, persekongkolan jahat, konspirasi, perampokan, pembodohan, sihir, dan sebagainya.
Kaitan Antara Iblis Dajjal
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa makhluk Allah SWT yang paling dilaknat juga melihat dengan satu mata, makhluk tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Iblis. Mata iblis di salah satu riwayat disebutkan buta sebelah kanan dan ia juga melihat dengan mata kiri sama halnya dengan Dajjal.
Iblis tidak hanya buta, akan tetapi juga 'kafir', ia akan selalu 'menolak kebenaran' bahkan jikalau kebenaran itu ditampakkan di depannya. Tidak cukup sampai disitu, ia akan melanjutkan penolakan itu dengan tipuan dan penghasutan sehingga mengganti kebenaran yang sesungguhnya dengan 'kebenaran' yang menipu. Yang sudah beberapa kali membaca teori konspirasi tentu tahu kalau 'illuminati' itu artinya cahaya, sayangnya cahaya itu adalah kegelapan bukan cahaya yang bersinar terang.
Masih ingat kan, setiap Nabi memperingatkan kaumnya tentang bahaya Dajjal. Nah, jikalau begitu bisa kita terjemahkan dengan dari Nabi Adam hingga Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad SAW kesemuanya tidak lupa mengingatkan kaumnya tentang bahaya Dajjal seperti yang disebutkan di dalam hadits di atas.
Hal ini berarti di masa-masa sebelum banjir besar sekalipun, Dajjal sudah ada dan menipu umat manusia sehingga mengingkari kebenaran dari Tuhan. Bukti-bukti tentang peradaban masa lalu yang lebih hebat daripada manusia sekarang ini juga sudah banyak. Al-Quran selalu menyebutkan kalau orang-orang terdahulu lebih hebat dibandingkan orang-orang sekarang yang hanya sepersepuluhnya saja (QS Saba ayat 45).
Piramida-piramida yang tersebar di berbagai belahan dunia, tidak hanya di Mesir telah ditemukan dan mata satu di atas piramida menjadi kebanggan mereka yang benar-benar mengenal Dajjal. Penulis sendiri, yang telah membaca beberapa referensi tentang ini, menyimpulkan peran iblis sebagai salah satu 'fallen angels' paling berbahaya atau jin yang semula levelnya sekelas malaikat, namun diusir dari surga karena tidak mau menuruti perintah Allah SWT bersujud kepada Adam.
Nah, iblis inilah hakikat sebenarnya dari Dajjal, namun dengan tampilan yang memukau dan menawan sehingga menipu siapapun yang ditujunya. Bahkan 'suara'nya yang merdu pun menipu kebanyakan manusia, terutama di kota-kota besar. Masih ingat kan kalau Dajjal juga membawa surga dan neraka? Mungkin contoh paling kecil dan sederhana adalah terganggunya ketenangan pikiran, jiwa, dan hati bagi sebagian mereka yang 'diperlihatkan mimpinya'. Intinya suara-suara iblis dan anak buahnya tidak mungkin dijadikan penjaga karena mereka hanya akan merusak pada akhirnya.
Ini belum membicarakan soal Dajjal yang lebih besar yang membawa ide-ide politik, kekuasaan, ekonomi, teknologi, hingga sosial budaya yang sebenarnya memiliki esensi negatif. Dajjal, sudah dikenal oleh para Nabi sebagai musuh dan makhluk yang berbahaya, dengan memahami hakikatnya semoga kita bisa membentengi diri dari sang penipu ulung ini, yang memiliki gelar tertinggi, entah itu professor atau doktor, dalam hal 'menipu' umat manusia semenjak dahulu kala.