Jangan mengeluh jika diberikan sebuah musibah, justru seharusnya malah bersyukur. Karena melalui kesulitan tersebut, Allah memberikan kesempatan agar Anda berubah menjadi manusia lebih baik
Etika Pergaulan Remaja dalam Al Quran pada Contoh Kisah Nabi
6. Tidak saling membenci dan dendam
Dari kisah Nabi Yusuf, sebagai remaja dalam bergaul sebisa mungkin untuk menghindari rasa benci dan keinginan untuk balas dendam. Dendam merupakan menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas. Dendam ini timbul dikarenakan adanya kebencian. Benci merupakan rasa ketidaksukaan dan permusuhan, disebabkan rasa sakit hati, adanya ketidaksesuaian dengan perasaan sehingga timbul rasa untuk menghindar, menjauh atau bahkan melenyapkan. Seseorang yang menyimpan dendam dan kebencian tidak akan mau memaafkan kesalahan oranglain meskipun orang tersebut telah meminta maaf. Sifat benci dan dendam akan merugikan diri sendiri dan juga merusak pergaulan, karena benci dan dendam akan membuat hati gelisah dan tidak tenang apabila melihat sesuatu yang dibenci tersebut.
7. Memiliki keberanian
Dari kisah pemuda-pemuda Ashbul Kahfi yang pada saat itu hidup masa raja yang dzalim, mereka dengan keyakinanya terus mempertahankan dan saat kondisi terus menghawatirkan mereka memilih untuk mengasingkan diri kedalam gua agar mereka tetap aman. Keberanian mereka adalah dalam bentuk mempertahankan keyakinan dan melawan kedzaliman. Dalam pergaulan saat ini remaja seharusnya memiliki sikap berani dalam menolak dan menghindari segala macam perbuatan yang tercela. Seperti berani mengatakan dan tidak menggunakan narkoba, berani menolak teman yang mengajak tawuran, dan berani mengakui segala macam kesalahan yang diperbuat.
8. Memiliki sikap toleransi
Fakta pada mulanya bermakna remaja atau anak muda. Lalu ia digunakan dalam arti pembantu. Hal tersebut untuk mengisyaratkan bahwa seseorang, betapapun keadaannya tidaklah wajar diperbudak dan harus diperlakukan dengan sebaik mungkin sebagaiman layaknya manusia. Boleh jadi Rasul saw memilih kata tersebut sejalan dengan makna ayat ini. Dengan demikian orang yang selalu menyertai Nabi Musa as itu dinamai fata yakni yang selalu membantunya dan yang boleh jadi dalam pandangan masyarakat ia berstatus sebagai hamba sahaya. Nabi Musa as pun tidak sungkan bergaul dengan fakir miskin.Toleransi merupakan suatu sikap saling menghargi dan menghormati antar individu atau kelompok di dalam lingkungan masyarakat, meskipun terdapat banyak perbedaan seperti agama, ras, budaya, kedudukan dan perbedaan lainnya. Dan dalam kisah ini Musa as mau berinteraksi dengan hamba sahaya maupun fakir miskin, yang memang berbeda kedudukannya.
9. Saling Memaafkan
Dari kisah Nabi Nuh kita dapat ambil contoh pada pergaulan remaja saat ini saling memaafkan seperti menjadi hal yang sangat sulit, karena terkadang orang yang bersalah enggan meminta maaf dan orang yang dimintai maaf terkadang malah menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai sesuatu yang harus semua orang tau dan akhirnya menjadikan kesalahan tersebut sebagai aib. Saling memaafkan seharusnya ditumbuhkan pada diri masing orang, karena tidak ada orang yang sempurna dikehidupan dunia ini, jika ada orang yang melakukan kesalahan saat ini bisa jadi diri kita yang akan melakukan kesalahan esok, sehingga sebesar apapun orang melakukan kesalahan sudah selayaknya untuk diberikan kesempatan dan memaafkannya.
10. Menyayangi yang lebih muda
Kisah Nabi Ibrahim dengan Ismail menjadi kisah yang menceritakan mengenai kasih sayang. Pada kisah yang lain diceritakan bagaiman Nuh terus mengajak Kanan untuk ikut dengannya menaiki perahu agar ia dpat selamat dari banjir itu. Orang yang saling menyanyangi pasti akan melakukan yang ia mampu asalkan orang-orang disekelilingnya tetap merasa aman dan baik. Dalam pergaulan remaja sikap menyanyangi yang muda dan menghormati yang lebih tua sangat diperlukan, karena dengan begitu remaja paham bagaimana seharusnya ia berperilaku terhadap yang lebih muda maupun yang lebih tua.