Reny Rahmayulis
Reny Rahmayulis Wiraswasta

Penyuluh kehutanan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Berbuka di Kantor Ayah, Nostalgia Ramadhan di Masa Kecil

19 April 2021   10:06 Diperbarui: 19 April 2021   10:32 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbuka di Kantor Ayah, Nostalgia Ramadhan di Masa Kecil
Nostalgia Ramadhan di Masa Kecil,
Berbuka Di Kantor Ayah (Dokpri)

Berbuka di kantor ayah di bulan Ramadhan adalah tawaran yang selalu saya nantikan sebagai seorang anak. Bagaimana tidak, buka bersama di kantor ayah, membuat saya merasa senang, bisa berkumpul bersama dengan teman-teman sebaya, bisa main kembang api bersama, main mercun dan lari-larian saat kumpul menjelang berbuka.

Walaupun sedang berpuasa, bertemu teman menambah energi tersendiri sehingga rasa penatpun tak terasa lagi.

Momen yang ditunggu-tunggu pun datang, bedukpun berbunyi dan dilanjutkan dengan gema suara adzan dari masjid Istiqlal yang berada di sebelah kantor ayah, berjarak lebih kurang 300 meter dari Kantor ayah.

Nama teman saya adalah Imam, umur kami berjarak hanya satu tahun. Saat itu saya kelas 1 Sekolah Dasar dan Imam masih bersekolah di TK. Momen itu masih berbekas indah di memori saya.

Ketika makan bersama, sangat rame suasananya, inilah yang saya suka sukai. Kami gembira, dan bersahut-sahutan menyambut beduk dengan ucapan Alhamdulillah...

Setelah mendengarkan ceramah menjelang magrib dan sholat magrib berjamaah dilanjutkan dengan makan. Saat makan besar bersama, nasi diambilkan oleh ayah dengan lauk pilihan favorit kami yaitu ayam bakar, setelah mencicipi kolak durian tentunya yang dicampur dengan cendol hijau dan merah... hmm... so very delicious sahabat kompasiana....

Setelah makan bersama, saya dan Imam lanjut main lari-lari di halaman kantor, main kembang api dan mercun yang kami bawa dari rumah, yang sudah dipersiapkan untuk main-main bersama Imam di kantor ayah.

Kami telah berpisah lebih kurang Tiga Puluh Tahun, Imam sudah lama merantau ke Pulau Borneo, sedangkaan saya pulang kampung bertahan di Pulau Andalas hingaa saat ini.

Nostalgia ini masih berbekas baik di memori saya, saya hanya berharap, suatu saat kami dipertemukan kembali, bertemu dengan Imam dan keluarga besarnya.. Rindu dan nostalgia bersama Imam semoga terwujud dan aku yakin akan indah pada waktunya...

Nostalgia ramadhan bersama teman kecil, semoga bisa terulang kembali dengan episode yang lebih indah dan berkah..

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun