Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian
Nuansa Kekeluargaan Saat Iftar di Negeri Orang
Sobat Kompasiana, momen buka puasa menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Terlebih lagi, dengan munculnya tradisi buka bersama di masyarakat kita. Ada yang mengenal buka bersama ini dengan istilah iftar.
Kata Iftar dalam KBBI sebenarnya mengandung arti hal berbuka puasa, diserap dari bahasa Arab "aftara" yang berarti berbuka puasa. Ini mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadhan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas atau kelompok teman. Orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama setelah dikumandangkan adzan maghrib. Biasanya, kelompok pertemanan akrab baik di lingkungan kantor, alumni sekolah, sahabat dekat maupun saudara antusias untuk menyelenggarakan iftar ini.
Ibun Enok jadi teringat masa-masa harus menjalankan ibadah puasa dan sholat Idul Fitri di negeri sakura pada tahun 2013-2014. Iftar menjadi momen langka setahun sekali untuk saling berkumpul, bersilaturahim, sekaligus berbuka puasa bersama. Ketika itu, Ibun Enok mendapatkan undangan Iftar di Ikoka Kyoto. Ibun Enok pun antusias untuk datang, meskipum jarak dari Kusatsu-Shiga tidak dekat, 10 menit apabila naik KRL.
Pada acara Iftar di Ikoka ini, seluruh mahasiswa Indonesia Kyoto-Shiga diundang. Ada juga tamu undangan muslim dari berbagai negara yang tinggal di Kyoto. Uniknya pada acara ini, peserta iftar boleh membawa makanan khas negaranya masing-masing. Dari WNI ada yang membuat tumpeng, masakan padang, sate, minuman dan makanan ringan, dan sebagainya. Menu makanan dari berbagai negara pun tersaji dengan tag tulisan keterangannya. Sambutan-sambutan dan kuis pun menambah serunya acara. Terbayang keseruan acaranya karena yang hadir banyak sekali dan bisa mencicipi berbagai macam jamuan makanan dari berbagai negara.
Nuansa dan vibes kekeluargaan pun tergambar saat acara iftar. Bagaimana tidak, para mahasiswa yang sama-sama di perantauan dan jauh dari keluarga saling bertemu, berkumpul bersama pada satu acara. Semuanya berasa seperti saudara sendiri, itulah perasaan yang Ibun Enok rasakan waktu itu.
Iftar pun sukses diselenggarakan dan ditutup dengan foto bersama dan sholat maghrib berjama'ah. Sungguh pengalaman iftar yang takterlupakan.