RAMADAN Pilihan

Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan

20 Mei 2020   23:24 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:28 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan
Liputan6.com

Wahidin pun berhasil masuk menjadi anak pribumi pertama yang diterima di sekolah Eropa bernama _Europeche_.

5. Sutomo
Ia sama dengan Tjipto dan Wahidin. Beliau seorang dokter.

Melihat sejarah di atas ketika Indonesia terhimpit semua  bangun. Aspek pemuda menjadi pagar betis negara. Nah mungkin pemikiran kecil ini bisa menjadikan sebuah pemecahan masalah yang dihadapi Indonesia.

Hari ini kita harus bangkit. Terutama pemuda agar dapat membantu pemerintah dalam menangani wabah, bahkan segala permasalahan negeri. Baik itu mengenai ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan.

Katakanlah saat pandemi ini dokter sudah bangkit, memiliki kepedulian kesehatan yang hebat. Juga perjuangan tulus yang tak mengenal lelah. Namun di sisi lain masih butuh dukungan. Nah dukungan dukungan itu apa saja?

Pixabay.com
Pixabay.com
Dana kesehatan ini tidak akan lancar, masyarakat yang tadinya mampu membayar BBJS agar tetap mampu perlu solusi yang tepat. Alih profesi dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain tidak semudah membalik telapak tangan. Sedang ekonomi perlu tetap dibangun agar bangsa ini tetap bisa hidup dan berjuang.

Bagaimana alih profesi semua orang memang harus berjuang. Sebagai contoh; dulu sebelum ada HP, banyak yang berwira usaha di dunia warnet. Nah setelah ada HP warnet tergusur. Hilang dengan sendirinya dari peredaran. Lalu bagaimana nasip pengusahanya. Tergantung sikap orang perorang. Ketika hanya mengeluh tak kan pernah mendapat penghasilan.

Tetapi kreativitas yang tinggi, dedikasi yang luar biasa untuk menjemput bola serta iman yang kuat yang bisa alih profesi dan bisa mengembangkan usaha atau bekerja di bidang lain. Yang frustasi dan hanya mengeluh pasti akan runyam jadinya.

Nah ditengah pendemi covid, yang menyebabkan peraturan sampai dengan PSBB toh masih boleh kirim barang secara online. Mari daerah yang internetnya lancar segala apa saja dipasarkan lewat online. Agar daerah yang benar-benar parah zona covidnya bisa dibantu daerah yang kuat.

Selanjutnya jangan ada yang menimbun bahan pokok seperti pada masker. Semoga kesadaran untuk berbagi semakin meningkat. Coba bayangkan sedikit saja ketika siapa saja yang suka menimbun kepentingan masyarakat banyak itu dibalik. Suatu kali anda kesulitan mencari barang yang anda butuhkan bagaimana perasaan anda?

Mari berkoordinasi dengan siapa saja dan saling ikatkan tangan kita. Semoga semangat kebangkitan nasional ini menjadi vitamin bagi bangsa ini untuk sadar segala hal untuk melawan segala halangan tidak hanya covid saja, tetapi semua aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun