RAMADAN Pilihan

Saling Memaafkan Dunia Menjadi Indah

22 Mei 2020   16:12 Diperbarui: 22 Mei 2020   16:06 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Memaafkan Dunia Menjadi Indah
Shutterstock.com

Begitu juga hidup di dalam keluarga. Bila seorang adik salah, kakak tidak memaafkan, setiap hari pasti berantem. Betapa berat hidup dengan selalu bermusuhan.

Bisa dibayangkan apa bila kesalahan ayah atau ibu tidak ada yang mau memaafkan. Setiap hari ayah dan ibu bertengkar. Bahkan baku hantam sampai kepada kekerasan fisik. Alangkah tersiksanya hidup yang demikian.

Apa saja sebenarnya yang diinginkan manusia ketika memaafkan?

Hal yang sangat diharapkan ketika orang itu hendak memaafkan adalah kejujuran dan ketulusan orang yang minta maaf sangat diharapkan dibuktikan. Kejujuran ini bisa dilakukan dengan menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya terjadi. Selanjutnya ketulusan adalah kemauan utuk berubah agar terjauhkan dari perbuatan kesalahan yang selama ini dilakukan. Tentu kita semua tidak suka bukan ketika orang yang sudah kita maafkan mengulang lagi sebuah kesalahan yang mereka lakukan sebelumnya.

Lalu apa yang diinginkan bagi orang yang meminta maaf?

Orang yang meminta maaf tentu harapannya selalu dapat dimaafkan. Selainjutnya tidak diungkit ungkit lagi permasalahannya.

Sebenarnya kapan kita harus saling memaafkan?

Memaafkan atau minta maaf sebaiknya dilakukan kapan saja ketika kita melakukan kesalahan. Tidak perlu menunggu sampai hari raya.

Betapa berat kehidupan kita dalam dunia bila jauh dari kata maaf memaafkan. Contoh nya kakak dan adik di rumah atau ayah dan ibu bila diantara mereka tidak saling memaafkan pasti akan membawa kehancuran. Inilah sebenarnya mengapa agama memerintahkan kita untuk saling memaafkan dengan jaminan surga.

Kita lihat perkembangan dunia yang bisa menjadi  contoh bila tidak bisa saling memaafkan. Ini terjadi secara nyata saat tidak bisa melupakan kesalahan dan memendam dendam. Misalnya dunia persepak bolaan. Bagaimana superter itu bisa melupakan kesalahan dan menghapus semua tulisan yang sangat menyakitkan. Pasti tragedi yang menggenaskan tidak akan terjadi.

Betapa tidak memaafkan membawa kehancuran secara fisik dan finansial serta psikologis yang sangat kurang baik. Pengalaman memendam dendam ini akankah dilanjut. Apakah kita akan terus melakukan perang dengan siapa pun didunia ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun