Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.
Tradisi Memaafkan Orang Lain Bukti Mencintai Diri Sendiri
Menjauhkan tubuh dari racun. Sebab marah, dengki, irihati, apalagi tersinggung lalu dendam adalah racun paling berbahaya buat tubuh kita. Otak kita rusak, jiwa rusak, pikiran rusak, hati rusak hingga memicu detak jantung tak stabil. Akhirnya tak bisa tidur lalu ginjalpun turut rusak.
Tak ada gunanya kita pelihara sakit hati. Diri kita akan sakit. Maka cara memaafkan orang lain dengan:
Pertama, ajak hati bersahabat dengan kita. Ajak hati berbicara. Katakan pada hatimu, aku mencintaimu. Aku tak ingin meeusakmu karena orang itu. Lalu senyumlah.
Kedua, ajak pikiran bersahabat
dengan kita. Ajak juga pikiran berbicara. Katakan pada pikiranmu, aku mencintaimu. Aku tak ingin meeusakmu karena orang itu. Lalu senyumlah.
Ketiga, usir dendam dari hati kita. " Hei, dendam aku tak ingin merusak hati dan pikiranku. Maaf ya, silahkan kamu pergi menjauh dariku. Lalu ucapkanlah ishtighfar atau laa ilaaha illalloh, muhammadar rosulullah.
Keempat, usir marah dari pikiran kita. Katakan, " Hei, marah, aku tak ingin merusak kecantikanku. Maaf ya, silahkan kamu pergi menjauh dariku. Lalu ucapkanlah ishtighfar atau laa ilaaha illalloh, muhammadar rosulullah.
Tersenyumlah. Kamu sudah berhasil move on dari dendam dan marah. Kamu sudah mencintai dirimu sendiri. Buat apa kita memimirkan si dendam dan si marah. Ia tak pernah memberi kita makan, minum, apalagi uang buat berobat atau beli coklat.
Biarkan ia minggir dan move on dari diri kita. Karena kita harus mencintai diri kita. Biar senantiasa sehat walafiat. Bila ini kamu terapkan memaafkan orang lain bersrti kamu sudah mencintai diri sendiri. Kamu pun telah menjelma menjadi manusia pilihan yang memiliki hati seluas telaga.
Telaga takkan bisa diubah rasanya dengan sesendok garam atau gula. Namun, bila hatimu sempit hanya seluas cawan atau gelas, maka kamu akan mudah diasinkan atau dimaniskan. He he he.
Sebuah kisah di zaman Rasulullah. Seorang sahabat bertanya, siapa di antara para sahabat yang dulu masuk Surga. Rasulullah menjawab, orangnya tak ada di sini. Itu rumahnya.