Arie Riandry
Arie Riandry Mahasiswa

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Puasa dalam Teologi Pembebasan: Telaah Kritis Pemikiran Hasan Hanafi

28 Maret 2023   14:59 Diperbarui: 28 Maret 2023   15:08 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa dalam Teologi Pembebasan: Telaah Kritis Pemikiran Hasan Hanafi
Sumber : Tirto.id


Teologi Pembebasan adalah suatu konsep teologi yang mengemukakan bahwa ajaran agama harus membantu untuk memerdekakan manusia dari berbagai bentuk penindasan, baik secara sosial, politik, maupun ekonomi. Dalam konteks ini, puasa dapat menjadi suatu bentuk aktivitas yang dapat membantu manusia memperjuangkan kemerdekaan dari berbagai bentuk penindasan.

Hasan Hanafi adalah salah satu tokoh penting dalam Teologi Pembebasan. Dalam pandangannya, puasa bukanlah sekadar suatu ritual keagamaan, tetapi lebih dari itu, ia melihat puasa sebagai sarana untuk mencapai kebebasan spiritual dan sosial. Dalam teori Teologi Pembebasan, puasa dianggap sebagai salah satu bentuk amal kebajikan yang dapat membantu manusia memperkuat hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.

Dalam pandangan Hasan Hanafi, puasa juga dianggap sebagai suatu bentuk resistensi terhadap berbagai bentuk penindasan yang ada di dunia ini. Ketika seseorang berpuasa, ia menolak kebiasaan-kebiasaan buruk dan menjaga kontrol atas dirinya sendiri. Dalam hal ini, puasa dapat menjadi suatu bentuk perlawanan terhadap kebiasaan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, puasa juga dapat membantu memperkuat koneksi spiritual dengan Tuhan. Ketika seseorang berpuasa, ia berusaha untuk memusatkan perhatiannya kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari kegiatan yang tidak bermanfaat. Dalam hal ini, puasa dapat menjadi suatu bentuk meditasi yang membantu manusia untuk memperdalam pengalaman spiritualnya.

Dalam teori Teologi Pembebasan, puasa juga dianggap sebagai suatu bentuk solidaritas terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Ketika seseorang berpuasa, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang kurang beruntung dan mengalami berbagai bentuk kesulitan. Hal ini dapat memperkuat kepedulian dan kesadaran sosial, serta mendorong manusia untuk lebih aktif dalam membantu sesama.

Puasa dalam teori Teologi Pembebasan Hasan Hanafi bukanlah sekadar suatu ritual keagamaan, tetapi lebih dari itu, ia dianggap sebagai sarana untuk memperjuangkan kemerdekaan spiritual dan sosial manusia. Puasa juga dapat membantu manusia untuk mengembangkan resistensi terhadap berbagai bentuk penindasan, memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan, serta membantu memperkuat solidaritas dengan orang-orang yang kurang beruntung.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun