Arie Riandry
Arie Riandry Mahasiswa

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kritik terhadap Pseudospiritualisme dalam Praktik Puasa

10 April 2023   15:01 Diperbarui: 10 April 2023   15:02 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kritik terhadap Pseudospiritualisme dalam Praktik Puasa
Ilustrasi Spiritual (Oleh : Suara Merdeka)

Beberapa orang mempraktikkan isolasi sosial sebagai bentuk "kepercayaan" pada ajaran agama. Padahal, tindakan ini hanya menunjukkan perilaku yang tidak sehat secara mental dan sosial.

Kritik Terhadap Pseudospiritualisme dalam Pelaksanaan Puasa

Pseudospiritualisme dalam pelaksanaan puasa mengabaikan nilai-nilai ajaran agama dan justru menunjukkan perilaku yang tidak sehat secara mental dan sosial. Oleh karena itu, kritik terhadap pseudospiritualisme dalam pelaksanaan puasa sangatlah penting. Beberapa kritik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Memahami makna sebenarnya dari puasa Agar terhindar dari praktik-praktik pseudospiritual, umat Muslim perlu memahami makna sebenarnya dari puasa. Puasa merupakan bentuk pengorbanan dan ketulusan dalam menjalankan ajaran agama. Oleh karena itu, umat Muslim perlu fokus pada nilai-nilai ajaran agama dan menghindari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Mengedepankan nilai-nilai sosial dalam pelaksanaan puasa Puasa seharusnya membawa umat Muslim untuk lebih bersosialisasi dan merasa dekat dengan sesama. 

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan puasa, umat Muslim perlu mengedepankan nilai-nilai sosial dan menghindari praktik-praktik isolasi sosial yang tidak sehat. Puasa dapat menjadi waktu yang tepat untuk saling mengunjungi dan berkumpul dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.

Memahami pentingnya zakat dan mengalokasikannya dengan benar Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim. Namun, zakat tidak boleh dimanipulasi atau dialokasikan untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, umat Muslim perlu memahami pentingnya zakat dan mengalokasikannya dengan benar kepada yang berhak menerimanya.

Pseudospiritualisme dalam pelaksanaan puasa dapat mengabaikan nilai-nilai ajaran agama dan menunjukkan perilaku yang tidak sehat secara mental dan sosial. Oleh karena itu, umat Muslim perlu memahami makna sebenarnya dari puasa, mengedepankan nilai-nilai sosial, dan memahami pentingnya zakat dan mengalokasikannya dengan benar. Dengan demikian, pelaksanaan puasa dapat menjadi bentuk pengorbanan dan ketulusan dalam menjalankan ajaran agama yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun