Tarawih Bersama Ibu, Memaknai Ramadan Sebagai Penggugur Dosa
Hujan turun menjelang berbuka puasa. Tidak lama lagi adzan Isya. Ibu sudah bersiap-siap berangkat. Mukena sudah digunakannya. Tas berisi sajadah ada di dalam tas yang digenggamnya. Seperti tahun sebelumnya, ramadan tahun 1444 Hijriah ini, ibu tak ingin ketinggalan untuk menunaikan shalat tarawih di masjid.
“Masih hujan, bu,” kata saya. Namun, ibu bersikukuh. Hujan sudah mereda, kata ibu. Memang benar, hujan menyisakan gerimis halus. Saya memastikan lagi. Malam ternyata bersahabat. Hujan benar-benar berhenti. Pergi tarawih seakan diperlancar menjadi mudah.
Pada usianya yang sudah kepala 7, ibu selalu bersemangat saat shalat tarawih. Bahkan, mungkin melebihi yang lebih muda. Saya menggelar sajadah untuk ibu. Saya lihat sekeliling. Adzan Isya berkumandang. Sejumlah orang terlihat bergegas memasuki masjid. Ibu lalu shalat qobliyah.
Shalat Isya pun dimulai. Ibu berdiri. Begitupun ketika rawatib. Saat tarawih dimulai, setelah beberapa rakaat ibu akhirnya memutuskan shalat dalam keadaan duduk.”Kaki ibu sudah gemetar,” ucap ibu. Saya tersenyum sambil memijit kaki ibu sebentar di jeda antar rakaat shalat tarawih.
Begitulah ibu saat ini. Kekukuhan semangatnya sudah mulai tak selaras dengan kondisi tubuhnya yang semakin menua karena usia. Ibu seringkali sudah tak sanggup lagi shalat tarawih dengan berdiri dan harus duduk untuk menunaikannya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat fisik ibu sehat. Namun, ibu tak pernah menyerah. Shalat tarawih hanya ada setahun sekali. Sayang untuk dilewatkan. Banyak pahala yang bisa didapatkan. Lagipula, shalat tarawih di masjid berbeda suasana jika dilakukan di dalam rumah.
Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan bertemu ramadan tahun ini. Entahlah pada tahun mendatang. Saya jadi ingat bapak yang berpulang tak sampai dua bulan menjelang ramadan. Seperti ibu, saya juga ingin menjadikan ramadan bermakna melalui ibadah yang dilakukan, yang antara lain melalui shalat tarawih.
Makna Ramadan Untuk Menghilangkan Dosa
Lalu, apa sebenarnya makna ramadan? Menurut ustaz Adi Hidayat melalui program Program Aku Suka Ramadan di youtube Adi Hidayat Official, makna ramadan dari artinya adalah sesuatu yang panas membakar, sesuatu yang menyebabkan kering. Bumi yang diinjak sudah mulai kering, kerikil yang dipijak sudah panas, tanah juga gersang.
Jadi, bulan ramadan seakan memberikan isyarat bahwa manusia diuji dengan tenggorokan yang biasanya lega teralirkan minuman, saat ibadah puasa ramadan lebih kering dari sebelumnya karena menahan haus dan lapar.