Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Penulis

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dia yang Terlupakan; Curhat Ketika Dunia Menderita

5 Mei 2020   15:05 Diperbarui: 5 Mei 2020   15:58 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dia yang Terlupakan; Curhat Ketika Dunia Menderita
Kompas.com

Dalam situasi yang serba sulit, secara manusiawi tetap saja ada dorongan dari dalam diri untuk menumpahkan semua kegalauan itu. Ketika semuanya terbatas, ada sesuatu yang tidak terbatas. Dia adalah tempat curhat yang tiada tandingan dengan yang lainya. Dia yang terlupakan ketika semuanya berjalan normal.

Dia adalah Tuhan yang berbeda nama dalam setiap agama. Sebagai pencipta, Dia tentu mengetahui apa yang dialami ciptaannya. Sebagaimana kita tentu mengetahui dengan baik sesuatu yang kita ciptakan. Oleh karena itu, jangan ragu curhat dengan-Nya, karena sesungguhnya Dia telah mengetahui semuanya, baik dunia yang kini sedang 'sakit' atau pun labirin gelap kehidupan kita.

Sekali lagi, curhat yang paling tepat di bulan Ramadan dan dalam amukan wabah covid-19 adalah curhat kepada Tuhan. Curhat di rumah saja sembari memutuskan rantai penyebaran virus corona hanya bisa dilakukan dengan Tuhan. Curhat antar manusia sulit dilakukan pada masa pandemi ini.

Tuhan yang selama ini terlupakan, tiba-tiba dicari oleh setiap agama untuk meminta perlindungan dari gempuran covid-19. Tuhan yang selama ini dilupakan, tiba-tiba dimintai pertangungjawaban terhadap wabah dunia oleh segelintir orang.

Tuhan itu memiliki kekuasaan tanpa batas. Dia berkuasa menentukan segala sesuatu, oleh karena itu bawahlah penderitaan yang kita alami dan dunia alami kepada-Nya. Apalagi saat ini adalah bulan Ramadan. Ini adalah sebuah moment yang sangat tepat untuk curhat dengan Tuhan. Jadi, jangan ragu-ragu untuk curhat dengan-Nya.

Tuhan itu juga disebut-sebut dalam setiap agama bahwa Dia adalah maha pengasih dan penyayang. Bila demikian maka mustahil bila Tuhan membiarkan curhat kita berakhir tanpa jawab. Hal ini tentu berbeda dengan curhat antar manusia yang belum tentu curhat kita didengar dengan telinga apalagi 'listening by your self'.

Tuhan tidak pernah merasa jenuh dan bosan untuk mendengar. Hal ini pun berbeda dengan partner curhat yang cepat bosan ketika sesi curhat baru berjalan 30 menit.

Singkatnya, Tuhan adalah tempat curhat terbaik dalam setiap situasi apa pun. Tuhan adalah segalanya. Sayangnya, kita baru mengingatnya ketika penderitaan itu tiba. Dalam situasi normal, kita dengan mudah melupakan Dia.

"Dialah yang telah menurunkan ketenteraman (perasaaan) di dalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya di samping keimanan yang telah ada..." (QS Al Fath, 48:4).

Mari, pada bulan puasa ini kita mengarahkan seluruh diri kita kepada-Nya. Sudah saatnya untuk kita berbenah dan kembali pada-Nya. Curhatlah kepada-Nya tentang penderitaan kita, tentang kesedihan dunia. Yakinlah bahwa curhat kita pada bulan suci ini tidak berakhir mengecewakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun