Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Penulis

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waisak, Ramadan, dan Optimisme Dunia

7 Mei 2020   12:20 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waisak, Ramadan, dan Optimisme Dunia
Sumber: www.bbc.com

(Samber 2020 Hari 11 & Samber THR)

 Hari ini umat Budha merayakan hari raya Waisak. Bagi kalangan umat Budha, hari raya ini disebut tri suci Waisak karena pada hari ini terjadi tiga peristiwa penting, yaitu kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan mangkatnya sang Buddha Gautama. Rangkaian kejadian tersebut terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak.

Menurut Wily Wandi Wijaya pada laman dhammacitta, biasanya pada hari raya ini, umat Budha melaksanakan ritual puja-bhakti yang bertujuan untuk mengingatkan kembali ajaran sang Buddha, menyontoh perilaku sang Buddha dan melaksanakan ajaran agama Buddha.

Bagi umat Buddha, hal tersebut berarti menaati peraturan moral, seperti menghindari pembunuhan makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong dan mabuk-mabukkan.

Selain itu hari raya Waisak juga merupakan moment pendistribusian cinta kasih dengan cara membantu fakir-miskin atau mereka yang membutuhkan, melepas hewan sebagai simbol cinta kasih dan penghargaan terhadap lingkungan, serta merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan.

Tepat di hari raya Waisak, umat Muslim juga melaksanakan ibadah saum di hari ke-14. Dalam bulan suci Ramadan, umat Muslim menahan diri dari makan dan minum serta perbuatan lain yang berpotensi membatalkan puasa. Dan dalam bulan penuh berkah ini juga umat Muslim berlomba-lomba untuk berbuat baik, beramal dan bertakwa.

Secara sesensial ada kesamaan antara hari raya Waisak dan bulan Ramadan. Kesamaan itu tak lain dan tak bukan adalah berbuat baik dan pertobatan.

Waisak memberikan kesempatan kepada umat Budha untuk meneladani Sang Buddha dengan menaati peraturan moral. Selain meneruskan pesan cinta kasih, umat Budha juga merefleksikan perbuatannya yang baik dan buruk. Dengan demikian ada tersedia ruang pertobatan.

Sementara itu Ramadan disebut bulan penyucian karena pada bulan ini Allah memberikan magfirah dan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang menunaikan ibadah puasa dengan keimannya.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa puasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala diampuni baginya dosa-dosa masa lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedalaman makna hari raya Waisak dan Ramadan memberikan ekspektasi yang besar bagi dunia yang tengah menghadapi situasi wabah virus corona yang belum berujung ini. Bahwasannya dengan spiritualitas yang ditularkan oleh Waisak dan Ramadan setidaknya menyadarkan dunia dari kekelaman dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun