Pulsa, Bingkisan Lebaran dan Doa
Tahap kedua persiapan mudik online adalah membeli sedikit bingkisan Lebaran. Tidak harus mahal, itu prinsip saya. Setidaknya untuk saat ini. Maklumlah belum kerja dengan gaji mapan. Saya percaya kalau orangtua tidak berharap apa-apa. Malah sering nanya,: "Ridha....kamu punya uang?" Pastinya meyakinkan anaknya tidak terlantar di perantauan.
Sebisa mungkin saya berusaha untuk tidak memberatkan orangtua sesudah wisuda. Alhamdulillah, yang namanya rejeki, selalu ada. Kapan itu saya sudah kirimkan bingkisan Lebaran untuk semua. Kedua orangtua dan tiga orang adik. Mereka tentu saja sangat bahagia. Dipikir Abangnya sudah sukses. Padahal sedang merintis, berada di tengah jalan. Anyway, ini alasan personal saya, perlu sedikit dana guna mengantisipasi mudik Online. Tidak mutlak.
Oleh sebab itu, kita harus bekerja supaya mendapatkan upah. Saya sendiri bersedia kerja apa saja, yang penting halal buat nambah income, siapa tahu 'kejatuhan Bulan'. Termasuk rajin nulis di Kompasiana, ikut lomba sana-sini. Kalau tidak menang? Ya tidak apa-apa, namanya juga lomba. Minimal sudah ada upaya. Saya tidak suka tinggal diam. Bikin diri ini tambah malas aja.
Yang ketiga, do'a. menurut saya inilah upaya yang paling lemah, sesudah nomer satu dan dua yang saya sebut di atas. Meskipun demikian, kita tidak bisa mengesampingkan peran do'a. Sebagai umat beragama kita yakin, bahwa lewat do'a usaha kita bisa lancar. Lewat do'a, hidup dan bekerja jadi lebih tenang. Berusaha, bekerja dan do'a merupakan fixed package system (sistem paket harga mati) dalam kamus kehidupan saya.
Intinya, dalam menyiapkan Mudik Online ini, saya butuh tiga hal: memastikan ada paket internet, ada sedikit dana buat beli bingkisan Lebaran dan yang terakhir, ada do'a yang dipanjatkan buat keluarga, masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Wallahu a'lam.
Malang, 16 Mei 2020.
Ridha Afzal
WA: 0823-6815-5600