Pangrango
Pangrango Penulis

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ditikung Sahabat, Haruskah Memaafkan?

22 Mei 2020   23:22 Diperbarui: 22 Mei 2020   23:22 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditikung Sahabat, Haruskah Memaafkan?
Ilustrasi Saling Bermaafan (Foto: Koleksi Pribadi)

Pengalaman itu menjadi guru yang sangat berharga buatku. Waktu yang akhirnya mendewasakan. Bisa jadi sikapnya jelek dan menyakitkan tapi itu hak dia, toh salahku juga yang tidak berani mengungkapkan. Ternyata jiwanya lebih besar dibanding aku, karena berani meminta maaf duluan. Hampir semua dari kita juga setuju, kalau meminta maaf itu susah kan? Terutama karena gengsi. 

Untuk memberi maaf, ternyata hatiku tak selapang itu. Sebab, saat ia meminta maaf dalam hati aku belum ikhlas, butuh waktu yang lama hingga bisa melupakannya. Ibarat tertebas pedang bisa segera sembuh tapi sakit hati butuh waktu bertahun-tahuan. Aku kekanak-kanakan sekali. 

Usai lulus SMP, lebih dari lima tahun kami tak berjumpa. Akhirnya, Allah mempertemukanku dengan teman sebangkuku itu. Aku sudah bisa memaafkannya meskipun akibat peristiwa itu masih menyisakan trauma bagiku, terutama tentang caraku memaknai persahabatan.

Dalam Al Quran disebutkan jika memaafkan orang lain merupakan salahsatu ciri orang bertakwa yang disukai Allah. Memaafkan orang lain merupakan kebajikan yang diganjar pahala dan dibangunkan bangunan di surga. Jika Allah saja Maha Pengampun, mengampuni kesalahan dan dosa kita kecuali syirik atau menyekutukannya, mengapa sebagai hamba kita tidak bisa memaafkan orang lain?

"Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di Surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya." (HR. Thabrani)

Ilustrasi Saling Bermaafan (Foto: Koleksi Pribadi)
Ilustrasi Saling Bermaafan (Foto: Koleksi Pribadi)

Lebaran sebentar lagi tiba, saatnya kita saling memaafkan. Di antara hubungan dalam keluarga pun terkadang ada salah paham. Saat bersilaturahim dengan tetangga atau teman pun jangan ada yang dilewat karena masih ada rasa sakit. Inilah saatnya untuk kembali memperbaiki hubungan yang terkoyak dan memperlancar komunikasi. Karena komunikasi adalah solusi dari kesalahpahaman. 

Memaafkan orang lain selain dijanjikan surga dari Allah bermanfaat juga di bidang kesehatan. Dengan berhasil memaafkan orang yang telah menyakiti akan menurunkan tekanan darah. Tekanan darah yang normal akan melindungi dari penyakit jantung dan stroke?  

Mari meraih kemenangan yang sesungguhnya. Menang melawan ego dalam diri. Dan, akan lebih baik lagi jika saling memaafkan tak perlu menunggu moment Idul Fitri.

Ohya, hikmah yang aku dapat dari pengalaman ini adalah kalau ga mau ditikung makanya gercep alias gerak cepat. Kalau gengsi menyatakan duluan, kasih kode cowoknya :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun