Rini Wulandari
Rini Wulandari Guru

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Salah Paham Khuluf, Bau Mulut Orang Berpuasa, Jadi Jangan Malas Bebersih!

28 Maret 2024   22:43 Diperbarui: 29 Maret 2024   08:42 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Paham Khuluf, Bau Mulut Orang Berpuasa, Jadi Jangan Malas Bebersih!
Ilustrasi bau mulut (khuluf) orang berpuasa sumber freepik-- gambar CNBC Indonesia

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi-misk)." (HR. Bukhari, no. 1894 dan Muslim, no. 1151).


Banyak yang salah memahami baunya mulut (khuluf) atau nafas orang berpuasa itu seperti bau kasturi, lantas ia melupakan untuk menjaga kesehatan mulutnya selama berpuasa.

Begitupun tak mesti harus menggunakan pasta gigi untuk membuat mulut harum, tapi lebih penting adalah bersih.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah berkata, "Lebih utama adalah orang yang berpuasa tidak menyikat gigi (dengan pasta). Waktu untuk menyikat gigi sebenarnya masih lapang. Jika seseorang mengakhirkan untuk menyikat gigi hingga waktu berbuka, maka dia berarti telah menjaga diri dari perkara yang dapat merusak puasanya." (Majmu' Fatawa wa Rasail Ibnu 'Utsaimin, 17:261-262).

Penjelasan itu memberikan pengetahuan kepada kita bahwa inti dari menjaga mulut sunnahnya bukan melakukan perbuatan mubah atau yang tidak disarankan untuk dilakukan seperti mengosok gigi dengan menambahkan pasta gigi. 

Namun bebersih mulut dengan sikat gigi tanpa pasta atau sekedar berkumur dengan baik saat wudhu, dapat menjadi jalan kita tetap menjaga higienitas mulut kita.

Apalagi saat baru bangun tidur saat puasa, kebersihan mulut tetap harus menjadi prioritas.

Alasan yang harus dipahami oleh kita berkaitan dengan mengapa orang yang berpuasa mulut atau nafasnya diangggap berbau (khuluf) kasturi karena;  

Pertama, terkait amalan puasa itu adalah rahasia antara hamba dengan Allah. Karena itu rahasia yang ia sembunyikan, maka Allah pun membalasnya dengan menampakkan bau harum di antara manusia di hari kiamat.

Kedua, karena ketaatan yang berdampak  tidak enak bagi jiwa di dunia, akan dibalas dengan sesuatu yang menyenangkan. Artinya, bau mulut yang tidak enak akan dibalas dengan bau yang wangi karena bau mulut itu muncul dari amalan ketaatan pada Allah di dunia. (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 286-288).

Sehingga jika ada yang beranggapan bau mulutnya selama berpuasa seperti kasturi, bisa jadi ia salah memahamo makna esensi dari khuluf (bau mulut orang berpuasa itu).

Memahami Khuluf (Bau Mulut orang berpuasa)

Normalnya, saat orang berpuasa dan menahan haus dan lapar, menyebabkan bau mulutnya terasa lebih menyengat. Ahmad Zarkasih dalam bukunya berjudul Bekal Ramadhan mengatakan bau mulut yang dipandang oleh manusia sebagai bau yang kurang sedap justru dipandang oleh Allah sebagai sebuah keutamaan.

Namun, dari hadits ini ada beberapa orang yang salah memaknainya. Karena disebutkan bau mulut orang berpuasa lebih wangi daripada bau minyak misik, beberapa orang mengira yang menjadi patokan adalah bau mulutnya. 

Sehingga tidak perlu untuk membersihkan mulutnya ketika berpuasa. Justru ada yang berasumsi membersihkan mulut saat berpuasa justru mengurangi  pahala sunnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun