Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat
Para Siswa Kreatif Menyulap Ija Pok Teupeun Menjadi Outfit Berkelas
Ija Kroeng kini telah menjadi salah satu adi busana yang dikenal dunia. Awalnya jenis usaha ini dirintis Khairul Fajri, kurang lebih 12 tahun lalu. Ia memanfaatkan momentum saat tsunami ketika banyak tamu asing datang ke Aceh untuk bekerja sebagai relawan dan donatur. Begitu jugadengan tamu domestik dari daerah lain di Indonesia.
Kini produknya sudah dikirim ke sejumlah negara Eropa, seperti Belgia, Denmark, Belanda, dan negara Asia Tenggara lainnya. Disebut Ija Kroeng, sebab nama itu telah menjadi bagian hidup masyarkaat Aceh secara luas, penamaan tersebut juga tak jauh dari sebutan asli kain jenis ini yaitu--sarung.
Bahkan di Aceh, menurut sejarawan Rusdi Sufi dalam bukunya berjudul 'Pakaian Tradisional di Aceh' terbit 1993, salah satu lokasi pengrajin Ija Kroeng pada masa kerajaan Aceh Darussalam ada di kawasan Lambhuk, pinggiran Kota Banda Aceh. Kain sarungkhas Aceh tersebut di buat dengan alat tenun tangan yang disebut teupeun, sedangkan pekerjaannya disebut pok teupeun dan hasilnya disebut ija pok teupeun.
Dari desa Lambhuk juga dihasilkan kain-kain yang sangat terkenal seperti kain sarong (ija krong), kain selendang (ija sawak) dan jenis-jenis kain lainnya. Begitu terkenalnya sehingga selalu dicari orang, yang sering dinamakan dengan Ija Kroeng Lambhuk.
Jadi sarung bukan sesuatu yang sangat asing juga di Aceh, bahkan telah memiliki jenis khasnya tersendiri.
Dalam kreasinya yangjuga diusung para siswa yang mengikuti lomba kreatifitas, produknya juga beragam, mulai dari kain sarung itu sendiri, celana sarung, baju, syal, dan beragam jenis lainnya.
Jadi kain sarung yang sebelumnya hanya didentik sebagai pakaian untuk beribadah, kini telah beralih rupa menjadi produk komersil adi busana yang sangat menarik dan praktis digunakan sehari-hari unutk berbagai jenis aktifitas.
Dan dalam ajang kreatifitas siswa tersebut, kami tak berkecil hati meskipun hanya menjadi finalis, namun kami merasa bangga menjadi bagian para siswa dan anak muda kreatif yang selalu memenfaatkan imajinasi kreatif untuk hal-hal positif.
Dan kami juga sangat mengapreaisi karya para teman siswa lainnya yang memenfaatkan kain sarung sebagai media kreatifitas mereka.