Komat-kamit Kang Bahar Preman Pensiun
Antara Dzuhur dan Ashar
Memasuki waktu dzuhur menjadi pertanda kita menginjak usia remaja dimana berbagai kewajiban ibadah menjadi hal mutlak yang harus dikerjakan. Kalaupun alpha dalam menjalankan kewajiban-Nya, kita harus rela mengantongi pelanggaran berupa dosa.
Banyak pelanggaran etika yang sedang kita temui di usia ini, contoh kecil ketika kita tak dikasih uang jajan memaksa kita untuk menggunakan ide kreatif (kere tapi aktif), alhasil pohon mangga tetangga menjadi sasaran.
Terlepas dari hal itu, kawanan usia muda sering dijuluki sebagai agent of chage mungkin berkat ide nyelenehnya yang dinilai konstruktif mampu melakukan perubahan terhadap dunia.
Setelah dirasa cukup untuk bergembira dimasa remaja. Seseorang dihadapkan dengan waktu ashar, pertanda dimulai babak baru dalam menata hidup mulai dari A sampai Z. Membentuk keluarga, mencari pekerjaan, dan mengurus rumah menjadi hal yang tak dapat dihindari di usia ini.
Karena bertambah beratnya beban tanggung jawab yang sedang dipegang, membuat seseorang menjadi pelanggan Apotek hanya untuk sekedar membeli obat sakit kepala. Pada intinya fase ini seseorang banyak dipusingkan dengan berbagai hal yang menjadi beban tanggung jawabnya.
Antara Magrib dan Isya
Begitu cepatnya kehidupan membuat seseorang memasuki waktu magrib, pertanda akan menjalani usia tua. Fase kehidupan ini disebut masa injury time. Istilah yang akrab dengan dunia sepak bola tersebut menandakan kedua kesebelasan akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, atau boleh dibilang berjuang sampai titik darah penghabisan.
Sehingga dalam usia ini seseorang akan menjadi abdi illahi ulung yang taat beribadah kepada sang pencipta. Maka tak jarang jikalau memasuki waktu sholat kita sering digerakkan oleh lantunan adzan yang dikumandangkan sesepuh senior dengan suara khasnya yang menandakan seruan untuk sholat.
Seperti rutinitas dalam sirkuit balap yang serba cepat, pun juga demikian dengan kehidupan. Kalau waktu shubuh diibaratkan dengan kelahiran dan isya' sebagai kematian, maka tak butuh waktu lama untuk menuju isya setelah seseorang berjibaku pada fase magrib. Karena pada dasarnya jeda antara magrib dan isya adalah waktu yang singkat.
Kyai kampung yang sering memimpin kami tahlil didesa sering mengatakan bahwa "Urip mung sekedar mampir ngombe". Begitulah kiranya, semua yang bernyawa akan pensiun dari kehidupan yang tidak diketahui kapan datangnya, toh kita juga gak bisa main petak umpet dengan kematian.