Rizka Amalia Zahroh
Rizka Amalia Zahroh Mahasiswa

Hobi membaca, Kepribadian pendiam

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Penjelasan Makna Puasa dan Makna Ramadhan dalam Kitab Risalah Ash-Shiyam

29 Maret 2023   14:35 Diperbarui: 31 Maret 2023   08:48 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan Makna Puasa dan Makna Ramadhan dalam Kitab Risalah Ash-Shiyam
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lafadz الصِّيَامُ وَالصِّوْمُ menjadi mashdar lafadz صَامَ diucapkan : صَامَ يَصُوْمُ صَوْمًا وَصِيَامًا dan benar-benar terdapat 2 mashdar di dalam Al-Qur’an. Lafadz الصِّيَامُ secara bahasa yaitu menahan dan mencegah dari setiap sesuatu, Allah SWT berfirman dalam ceritanya Sayyidah Maryam : اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمنِ صَوْمًا (Maryam ayat 26) (Artinya : Sesungguhnya aku nadzar kepada Dzat yang Maha Pengasih untuk berpuasa) yakni menahan dan diam dari berbicara. Diucapkan kuda yang menahan : ketika kuda menahan dari jalan. Angin yang diam : ketika angina menahan dari meniup. Maka setiap orang yang menahan dari makan, berbicara, atau berjalan, maka disebut orang yang puasa.

            الصِّيَامُ secara istilah yakni menahan dari perkara yang membatalkan dari keluarnya fajar sampai terbenamnya matahari bersamaan dengan niat.

            رَمَضَان adalah naman bagi bulan yang diketahui yakni bulan arab yang ke sembilan. Lafadz رَمَضَان itu dicetak dari lafadz الرَمض yakni sangat panas, diucapkan : رَمِضَ يَرْمَضُ رَمَضًا tidak ditanwin karena sifat alami dan ditambahi alif dan nun. Jama’nya lafadz رَمَضَان adalah lafadz رَمَضَانَاتٌ dan أَرْمَضَاءُ . dinamai رَمَضَان karena orang arab ketika menetapkan nama-nama bulan, maka cocoknya bulan yang disebut pada sangatnya panas, maka dinamakan رَمَضَان .

Seperti dinamakannya Rabi'ul Awal dan Rabi'uts Tsani karena keduanya cocok dengan musim semi. Sebagian Ulama' berpendapat : dinamakan Ramadhan karena sesungguhnya Ramadhan itu membakar dosa-dosa yakni Ramadhan membakar perkara yang dating dalam Ramadhan dari ibadah-ibadah.

Ramadhan itu lebih utamanya bulan daripada tanggal 10 Dzulhijjah. Karena ada hadits : rajanya bulan adalah bulan Ramadhan. Sama halnya malam Lailatul Qodr itu lebih utama dari beberapa malam. Hari arafah itu lebih utama dari beberapa hari secara mutlaq. Hari jum'at itu lebih utama dari hari-hari dalam seminggu.

Puasa Ramadhan difardhukan dalam bulan Sya'ban dari tahun kedua Hijriyah setelah memindahkan qiblat ke ka'bah. Nabi puasa dalam 9  kali Ramadhan.

Penulis : Rizka Amalia Zahroh

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun