Selama Puasa, Anggaran Anak Kost Jangan Sampai Boncos
Pandemi masih ada, larangan mudik sudah dibuat, artinya banyak anak kost yang akan kembali jadi juara bertahan selama Ramadan. Padahal geliat keramaian bulan puasa kembali hidup tahun ini. Keramaian tahun ini, bahkan sudah mulai sebelum hari pertama lewat kenaikan harga bahan makanan. Nah lho!
Sejak beberapa Ramadan lalu, hal ini terus berulang sebenarnya. Tapi ketika mendengar sebagai salah satu anak kost, ya jiper juga. Sebulan ke depan harus pandai akal, supaya minimal tak sakit dan bisa beribadah dengan tenang.
Maka hal pertama yang saya lakukan setelah masuknya transferan awal bulan adalah, membagi dan memisahkan uang yang ada sesuai kebutuhan. Urutannya berdasar prioritas begini, nih:
1. Uang sewa kamar kost.
Jangan sampai keteteran apa lagi sampai diusir, deh.
2. Uang kebutuhan rutin.
Ingat, bukan cuma makan. Anak kost sudah mengatur 'rumah' nya sendiri, jadi ada kebutuhan bensin, listrik, laundry, paket internet, dan pokok lainnya. Ada anggaran 50-60% dari total uang yang ada.
3. Uang sosial
Mumpung bulan Ramadan, selain puasa, bersedekah bisa dilipatgandakan pahalanya. Tetap masuk di anggaran sebesar 5%, misalnya.
4. Uang Tabungan
Sepuluh persen tetap sebagai tabungan, karena manusia hanya bisa berencana dan menghadapi drama-drama kehidupan.
5. Uang pribadi
Nah uang ini khusus untuk tetap menjaga kewarasan saat menghadapi berbagai tekanan. Kopi, skincare, atau beli aksesori lucu boleh lah. Maksimal 20% saja dari anggaran.
Nomor di atas bukan hanya urutan, tetapi juga peringkat. Jika mulai ada bocor halus di dompet, yang lebih dulu dipangkas ya anggaran nomor 5 pastinya. Bocor lagi, dana tabungan bisa digunakan, dan seterusnya.
Tapi bukan anak kost namanya jika tak cerdik akal mencegah keboncosan finansial. Bukan, bukan dengan berteman akrab dengan mie instan. Meski banyak jajanan pinggir jalan, tetap makan dengan kesadaran jadi kuncian.