Rofi Yunasmi
Rofi Yunasmi Wiraswasta

Senang Menulis Konten Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Penyakit dan Obatnya: Bentuk Kasih Sayang Allah

12 April 2024   08:14 Diperbarui: 12 April 2024   08:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan ini, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan. Namun, di balik setiap penyakit yang muncul, Allah SWT selalu menyediakan obatnya. Rasulullah Muhammad telah memberikan kabar gembira kepada umatnya bahwa setiap penyakit pasti memiliki obatnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً. 

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: 

Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga.

(Sahih al-Bukhori no. 5246).

Firman Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Allah tidak hanya menurunkan penyakit, tetapi juga menyediakan obatnya sebagai rahmat-Nya kepada umat manusia. Hal ini menggambarkan kebijaksanaan dan keadilan-Nya dalam menyikapi setiap ujian yang diberikan kepada manusia.

Kabar gembira ini seharusnya menjadi sumber harapan bagi setiap orang yang sedang menghadapi penyakit atau kesulitan kesehatan. Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Maha Penyembuh, yang senantiasa siap membantu hamba-Nya yang memohon pertolongan-Nya. Oleh karena itu, janganlah pernah putus asa dari rahmat dan pertolongan Allah, bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun.

Dalam menjalani kehidupan ini, mari kita selalu mengingat bahwa setiap penyakit pasti memiliki obatnya. Teruslah berdoa dan berusaha, serta percayalah bahwa Allah SWT akan senantiasa memberikan jalan keluar dan obat yang tepat bagi setiap kesulitan yang kita hadapi. Semoga kita selalu diberi kesabaran, kekuatan, dan kesehatan oleh-Nya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun