Rofi Yunasmi
Rofi Yunasmi Wiraswasta

Senang Menulis Konten Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tangan yang Di Atas Lebih Mulia

16 April 2024   11:14 Diperbarui: 16 April 2024   11:18 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangan yang Di Atas Lebih Mulia
Gambar: www.freepik.com

Rasulullah telah mengajarkan kepada kita sebuah prinsip yang sangat penting dalam kehidupan: "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." Pesan ini tidak hanya sekadar tentang posisi fisik, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam konteks sosial dan spiritual.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى. فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ.

Dari Abdullah ibn Umar ra: Bahwa Rasulullah saw bersabda:

Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta.

(Sahih al-Bukhori:1339).

Menjadi "tangan yang di atas" berarti menjadi dermawan, penuh kasih, dan peduli terhadap sesama. Memberi kepada orang lain, baik berupa sedekah, infaq, atau bantuan, adalah tindakan mulia yang mendatangkan keberkahan dalam kehidupan kita.

Sebaliknya, "tangan yang di bawah" merujuk kepada sikap meminta-minta atau bergantung pada bantuan orang lain. Rasulullah memberi kita pesan yang jelas: lebih baik menjadi orang yang memberi daripada menjadi orang yang meminta.

Pesan ini juga mendorong kita untuk menjadi mandiri dan produktif dalam mencari nafkah. Dengan bekerja keras dan berusaha, kita dapat menjadi "tangan yang di atas" yang mampu memberi manfaat bagi orang lain.

Mari kita jadikan pesan Rasulullah sebagai motivasi untuk selalu berbuat baik, menjadi dermawan, dan menghindari sikap meminta-minta. Dengan demikian, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membangun nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dalam diri kita. Semoga Allah SWT memberkahi setiap langkah kebaikan yang kita lakukan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun