Mengenali Jenis Dengki yang Diperbolehkan
Rasulullah telah memberikan panduan yang bijaksana tentang dengki, sebuah sikap yang seringkali merusak hubungan dan memicu kebencian di antara sesama. Namun, dalam ajarannya, beliau juga mengajarkan bahwa ada dua hal yang boleh menjadi sumber dengki yang positif.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
Dari Abdullah ibn Mas'ud, dia berkata: Nabi saw bersabda:
Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal: (terhadap) seseorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya (kepada orang lain).
(Sahih al-Bukhori no. 71).
Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa mendengki merupakan perbuatan tercela yang harus dihindari. Rasa iri dan dengki hanya akan merusak kehidupan kita sendiri tanpa memberikan manfaat yang sesungguhnya.
Namun, terdapat dua jenis dengki yang diperbolehkan dalam ajaran Islam. Pertama, ketika seseorang diberi kekayaan oleh Allah SWT dan dia menggunakan harta tersebut di jalan kebenaran. Kedua, ketika seseorang diberi hikmah oleh Allah SWT dan dia mengamalkannya serta mengajarkannya kepada orang lain.
Dengki yang diperbolehkan ini sebenarnya adalah bentuk inspirasi. Melihat keberhasilan orang lain dalam menggunakan harta atau hikmah yang diberikan Allah, seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk meneladani mereka. Bukannya merasa iri, tetapi mengambil inspirasi untuk menjadi lebih baik.
Marilah kita jadikan pesan Rasulullah sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan kita. Alihkan dendam menjadi inspirasi, dan jadikan kesuksesan orang lain sebagai sumber motivasi untuk terus berusaha dan berbuat kebaikan. Dengan demikian, kita tidak hanya membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, tetapi juga meningkatkan kualitas diri kita sendiri.