Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Freelancer

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memaknai Perayaan Waisak dan Purnama Ramadan di Tengah Pandemi, Tolong Cucilah Kerannya Sekalian!

7 Mei 2020   07:22 Diperbarui: 7 Mei 2020   07:31 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Perayaan Waisak dan Purnama Ramadan di Tengah Pandemi, Tolong Cucilah Kerannya Sekalian!
Pesta Lampion Perayaan Waisak Tahun Lalu yang Tahun Ini Kemungkinan Tak Bisa Dilakukan - Sumber Foto: https://www.rancahpost.com/ 

Berdasarkan kenyataan ini maka pengelola usaha ke depannya perlu diperhatikan untuk memasukkan keberadaan fasilitas cuci tangan pada cetak biru pembangunan yang nantinya akan dilakukan. Misalnya bagi pemegang frenchise minimarket, adanya fasilitas cuci tangan sudah seharusnya dijadikan persyaratan standar untuk pembangunan cabang-cabang yang akan didirikan.

Setelah fasilitas wastafel yang layak tersedia, selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan (habit) dari masyarakat penggunanya. Fungsi dari wastafel dalam pencegahan penyebaran virus corona atau virus lainnya adalah dengan menjaga higien atau kebersihan tangan dari kuman sehingga kuman tidak terbawa kemana-mana dan kemungkinan terpindahkan ke obyek lainnya.

Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam cuci tangan - Sumber Foto: https://www.genpi.co/ 
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam cuci tangan - Sumber Foto: https://www.genpi.co/ 
Sayangnya ada keteledoran umum yang seringkali kurang diperhatikan. Yaitu mencuci keran selain mencuci tangan itu sendiri. Rata-rata wastafel yang ada sekarang ini merupakan wastafel manual berkeran. 

Untuk menyalakan air, maka pengguna harus memutar kran air itu sendiri. Kecuali wastafel berkeran otomatis yang hanya ada di tempat-tempat tertentu yang biasanya elit dan mahal.Alat putar tutup buka keran air itulah yang terkadang justru menjadi biang kerok penyebaran kuman karena penggunanya abai untuk membersihkannya sebelum dan sesudah mencuci tangan. 

Virus atau kuman akan berpindah menempel di keran ketika ada orang yang tangannya telah berkuman menyalakan keran. Tanpa mau membersihkan keran orang itu langsung mencuci tangannya. 

Setelah dirasa tanganna bersih iapun kembali menyentuh keran untuk mematikannya. Dus cuci tangan yang dilakukan menjadi sia-sia. Virus atau kuman kembali menempel di tangannya ketika ia mematikan keran.

Pun ketika orang lain lagi turut menggunakan keran itu tanpa mau membersihkannya terlebih dulu.Akibatnya keran cuci tangan yang seharusnya jadi tempat memutus rantai penyebaran virus, justru menjadi pusat penyebaran virus itu sendiri. Karena itu mencuci keran selain mencuci tangan benar-benar perlu dilakukan.

Bukankah nenek moyang dulu tidak mengajarkan untuk mencuci keran? Tentu saja hal itu belum ada pada kearifan lokal yang diwariskan para pendahulu kita. Alat cuci tangan yang dulu disediakan para pendahulu kita adalah padasan atau gentong air yang memiliki pancuran. 

Ketika menuutup pancuran otomatis pengguna biasanya langsung mencuci tutup pancuran itu sendiri. Karena untuk menutupnya maka kayu atau karet penutup tersebut pasti terguyur oleh air yang mengalir itu sendiri. Sangat berbeda dengan fungsi keran yang sekarang.

Karena itu tolong cucilah kerannya sekalian ketika kita menggunakan wastafel untuk cuci tangan. Bukan hanya untuk melindungi dan menyelamatkan diri kita sendiri dari virus, kuman, bakteri maupun penyebar penyakit lainnya tetapi untuk melindungi dan menyelamatnya semua umat yang menggunakan.

Perayaan Waisak tidak digelar di Borobudur -Sumber Foto: https://www.liputan6.com/ 
Perayaan Waisak tidak digelar di Borobudur -Sumber Foto: https://www.liputan6.com/ 
Butuh kesadaran dan kebersamaan agar pandemi Covid-19 ini bisa segera dihentikan. Hal itu sama persis dengan semangat perayaan hari Tri Suci Waisak 2564BE tahun 2020 oleh seluruh umat Budha sedunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun