Roihan Rikza
Roihan Rikza Freelancer

Menulis adalah doa yang tak putus-putus

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tadarus di Bulan Ramadan: Upaya Mengakrabi Agama dan Sosial

31 Maret 2024   05:01 Diperbarui: 31 Maret 2024   05:22 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tadarus di Bulan Ramadan: Upaya Mengakrabi Agama dan Sosial
Dokumentasi Pribadi: Beberapa jamaah sedang tadarus Al Qur'an

Sedari kecil, saya sudah merasakan. Tadarus atau membaca Al Qur’an—baik itu di rumah, musholla, atau juga di masjid—dengan pola yang tidak ditemukan di luar bulan Ramadhan, adalah satu sisi dalam upaya meraih keberkahan di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak?

Begini, tadarus yang umum diketahui, adalah upaya membaca atau men-deres Al Qur’an oleh satu orang, yang akan disimak dengan baik oleh orang lain. Jika ada bacaan yang kurang pas, baik pada cara membaca huruf per huruf atau dari sisi ilmu tajwid, akan saling memberikan koreksi. Hal tersebut dilakukan secara bergiliran antara satu pembaca dengan pembaca lainnya.

Tentu, oleh karena sama-sama saling menyimak, maka bagi pembaca Al Qur’an, akan membacanya dengan perlahan. Tidak seperti pembacaan Al Qur’an dengan cara khataman, yang dituntut cepat dan lebih individual.

Nah, uniknya, sekalipun bisa dianggap sebagai upaya mengakrabi agama selama bulan Ramadhan, tadarus juga menjadi perekat jamaah di musholla atau masjid. Sambil menunggu giliran yang dirasa masih banyak orang yang sedang mengaji, ada jeda lain bagi jamaah untuk mengisi waktu dengan bercengkrama sambil menikmati hidangan. Hidangan itu pun beraneka ragam yang umumnya merupakan pemberian warga sekitar. Bisa berupa kopi, teh, kue basah, dan ada pula makana berat seperti mie ayam atau nasi yang dilengkapi dengan lauk pauknya.

Pada ruang jeda itulah, tanpa disadari, orang-orang mengakrabi agama sekaligus sosial dalam waktu bersamaan yang jarang akan ditemukan di waktu-waktu lain, selain bulan Ramadhan.

Semoga memang demikian adanya.

Tabik!

Kepanjen, 30 Maret 2024

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun