Dituntut Tanggung Jawab Moral
Mempersiapkan Makanan Buka Puasa Bersama
Seperti yang sudah saya ceritakan setiap bulan Ramadan , sewaktu masih tinggal di Padang . pada setiap hari Sabtu teman teman berbuka puasa dirumah kami. Kenapa bisa demikian ? Karena teman teman yakin bahwa saya mempersiapkan segala sesuatu dari kantong pribadi sama sekali tidak masalah karena kondisi keuangan kami mencukupi Selain itu saya dapat dipercayai tidak akan menodai puasa mereka dengan memberikan makanan yang diharamkan Tentu saya kepercayaan ini bukan hanya sebatas berbelanja dan memasak tapi sungguh merupakan tanggung jawab moral mendalam .
Maka demi menjaga kepercayaan yang diberikan , saya berunding dengan suami bahwa kami tidak membeli daging babi . Begitu juga kulkas kami bersih dari barang yang haram bagi saudara saudara yang beragama Islam . Apalagi adik ipar saya dan beberapa orang keponakan saya juga beragama Islam
Bila ingin makan Shio Bak yakni babi panggang ,kami pergi ke Chinese Restaurant di pondok Karena kami melakukannya dengan ikhlas maka sama sekali tidak merasa keberatan harus mensterilkan kulkas dan dapur kami dari apa saja yang berhubungan dengan daging babi ..Karena itu mereka menanyakan apakah kami bersedia kalau dirumah kami berbuka puasa?Kami menyanggupi maka setiap hari Sabtu teman teman berbuka puasa dirumah .
Setiap hari Jumat saya beberlanja di pasar untuk membeli bahan bahan yang diperlukan.Kemudian setiap Sabtu saya sengaja masak lebih banyak,karena tahu teman teman yang sudah akrab dengan saya pasti minta dibawa pulang.
Teman teman terbiasa kalau haus mengambil sendiri minuman dalam kulkas saya. Dan bila mereka suka sambal lado yang saya buat mereka mengambil dari lemari saya. Kecuali kamar tidur.rumah kami " open house " bagi teman2 dan sanak keluarga yang datang
Begitulah mereka tahu tentang kehidupan kami sehingga dari mulai kuali dan piring mangkuk steril dari hal hal yang saya diharamkan bagi umat Islam .Karena bila sekali saya kedapatan berbohong pastilah seumur hidup tidak dipercaya lagi.
Bersahabat tanpa pilih level
Pada hari hari biasa bila saya masak sup buntut saya akan menelepon sahabat kami Kol.Jamaris yang pada waktu itu menjabat sebagai Kadit Sospol dan sekaligus Ketua Orda Sumbar untuk makan dirumah kami Karena beliau suka sekali sup buntut yang saya masak.
Kalau saya masak sup sumsum tulang maka saya menelepon Bapak Kol.Sugiri yang waktu itu Kakanwil Deparpostel Sumbar .Karena bapak kol Sugiri amat suka sup sumsum tulang.Biasanya mereka selalu datang bila saya undang.Walaupun saya mengundang hanya dengan menelepon . Kami sama sekali tidak ada hubungan bisnis atas kepentingan financial maupun kepentingan pribadi lainnya