Persahabatan yang Tercipta Berdasarkan Hidup Bertoleransi
Tak putus oleh perjalanan waktu
Diantara begitu banyak keluarga yang berbeda suku dan agama yang kami kenal dengan baik adalah keluarga Edwin Zein Sejak masih duduk sebagai murid di sekolah frater , SD RK II Pada waktu itu Edwin duduk dikelas yang gurunya adalah suami saya .
Pada tahun 1966 suami mengajar di SD RK II dikelas 5 .Salah seorang murid bernama Edwin kami kenal semenjak dari Kakeknya Edwin sering berkunjung kekediaman kami. Begitu juga kami tidak melewatkan kesempatan untuk membalas kunjungan tersebut. Semenjak itu tiap tahun kami saling mengunjungi kalau hari raya kami yang kerumah Edwin dan untuk Imlek keluarga Edwin yang kerumah kami. Hubungan kekeluargaan terjalin sangat erat sampai sekarang.
Pada waktu dulu masih ada kakek dan kedua orang tua Edwin serta adik adiknya Riri,Vivi,dan Edi. Kakek sudah lama dipanggil Tuhan ,kemudian ayahnya Edwin . Yang tinggal ibu ,Edwin dan adik adiknya. Kami tetap berhubungan sampai kami pindah ke Jakarta .Setelah itu bila kami ke Padang kami berjumpa dengan Riri ,Vivi dan Edi,karena ibunya Riri sudah berpulang.Edwin sudah pindah ke Surabaya dan jadi Kapten kapal sehingga kami tidak bisa jumpa dengan Edwin. Pada tahun yang lalu kami mendengar dari Riri Edwin dipanggil Tuhan .
Semenjak kami berkunjung tidak pernah kami membahas soal agama karena soal itu urusan masing masing. Walaupun kami sedang mengalami ketepurukan Keluarga Edwin tetap mengunjungi kami. Sehingga kami merasa diperlakukan seperti saudara sendiri
Kesimpulan;
Mengaplikasikan hidup bertoleransi itu tentu saja berdasarkan keikhlasan .Bagi kami bukan hal yang baru karena kami semenjak dulu sudah mendarah daging dalam hidup .Walaupun kami kini tinggal di Australia bila kami kembali ke Padang kami tetap disambut dengan gembira oleh Vivi dan Riri serta adik adiknya.Persahabatan kami tidak terputus oleh jarak dan waktu yang memisahkan. Tulisan ini hanyalah sebuah contoh bagaimana hubungan persahabatan tetap awet walaupun puluhan tahun sudah berlalu. Hal yang menjadikan hidup semakin bermakna.
20 April 2022.
Salam saya,
Roselina.