I am bachelor of History at Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada. I am interested in writing about food pattern and culture in Southeast Asia. Penulis merupakan sarjana jurusan sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saya berasal dari Cimahi, Jawa Barat, Indonesia. Saya secara umum menyukai pembahasan mengenai isu dan kesetaraan Ras, Suku, Agama, dan Kepercayaan; Kebudayaan Indonesia dan Dunia; Kebudayaan tionghoa; kesenjangan sosial, hak-hak migran, akses pendidikan; kesetaraan gender; degradasi lingkungan; dan budaya pangan Would love to hear you! I am open to discussion about history, food, daily lifestyle and culture as well. Reach me at rose.mariadewi@gmail.com
Tradisi Mudik dan Nilainya dalam Hidup Berkeluarga
Kebiasaan manusia untuk berkumpul dan merayakan hari besar sudah dilakukan sejak masa lalu. Tradisi ini bisa mengalami pergeseran makna dengan adanya perkembangan hidup yang lebih modern dan individual. Dalam kajian sejarah dan antropologi, manusia senantiasa berkembang menuju kemajuan.
Dalam kemajuan ini jelas ada makna yang berubah terutama dalam tradisi mudik. Tapi kebersamaan bersama keluarga memang harga yang ditakar, terupata di era serba modern kini.
Referensi
[1] Mela Arnani. 2018. Mudik, "Mulih Dhisik", Kembali ke Udik. Artikel dalam Kompas.com https://nasional.kompas.com/read/2018/06/07/09311731/mudik-mulih-dhisik-kembali-ke-udik
[2] Rustina. Keluarga dalam kajian Sosiologi. Musawa. Vol. 6, No. 2, 2 Desember 2014: 287-322
[4] Syamsuri. 2018. Menikah di Bulan Syawal: Antara Mitos dan Sunah. Artikel dalam Kemenag Kalimantan Selatan. https://kalsel.kemenag.go.id/opini/728/Menikah-di-Bulan-Syawal-Antara-Mitos-dan-Sunah
[5