Menangis Ditinggal si Mbak Mudik, Lebaran Harus Dipersalahkan?
Ramadhan dan Idul Fitri merupakan momen yang paling dinanti-nantikan oleh umat Muslim di Indonesia dan dunia.
Setelah satu bulan lamanya mereka tidak makan dan tidak minum seharian selama bulan Ramadhan ini maka mereka pun pada akhirnya tiba di hari kemenangan atau Hari Raya Idul Fitri.
Namun ada efek tersendiri yang mencemaskan di sisi lain.
Dalam hal ini, tuan-tuan dan nyonya-nyonya.
Tak pelak libur lebaran setiap tahunnya PRT (Pembantu Rumah Tangga) sudah dapat dipastikan 90 persennya mereka pulang kampung atau mudik.
Di momen-momen seperti inilah, para majikan ini kelimpungan harus mencari pembantu infal atau yang sementara waktu untuk mengisi kekosongan selama PRT mudik.
Ataupun kalau mereka tidak menggunakan jasa infal, maka para majikan ini terpaksa harus mengurus rumah tangganya sendiri.
Dengan segala pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh PRT nya seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, menyiram tanaman, dan sebagainya secara terpaksa harus diambil alih oleh sang majikan.
Ya untuk sementara, selama si PRT pulang kampung.
Namun bukan hanya disitu masalahnya.
Tidak sedikit bos atau majikan harus lebih sabar menanti sang PRT tiba kembali di Jakarta, melakukan pekerjaan seperti biasanya.